Popular Post

Popular Posts

Posted by : clarissaachan

Cerita Sex -Sesudah kejadian kemarin yang saya share terhadap pembaca dewasa “mesum didalam kendaraan beroda empat” ketika itu saya sedang makan di kantin bersama Sinta, kami berkelakar sambil gosipin menunggu jam kuliah masuk, ketika itu pukul 13.00 dapat kebayang jam seperti itu kantin pasti penuh, saking asyknya kita berkelakar saya dikejutkan dengan seseorang yang menpuk pundakku.

Hari itu Cantik tampil dengan penampilan barunya merupakan rambutnya yang panjang itu dicat cokelat sehingga terlihat seperti cewek indo. Ia menonjol seperti itu cantik dengan pakaian pink yang bahunya terbuka dipadu celana panjang putih.

Dengan sifat Cantik yang gaul itu mereka pesat akrab dan omongannya nyambung.“Dasar aligator darat” seperti itu gumamku dalam hati sambil menyedot minumanku.Tidak lama kemudian HP Sinta berdering lalu ia pamitan sebab ada komitmen berharap melakukan tugas klasifikasi dengan sahabatnya di perpustakaan..

“Ke kost gua gimana ? gua sih dah beres ga ada apa-apa lagi” usulan DimasKami bahkan mengiyakan ketimbang menunggu dua jam lebih di kampus, di kostnya kan banyak film jadi dapat nonton dahulu. Kami bahkan berjalan ke gerbang samping yang menuju ke kostnya sesudah membayar makan.

Cuma dalam lima menit kami telah tiba di tujuan. Kostnya cukup besar dan baik sebab termasuk kost yang mahal di tempat sini, terdiri dari dua tingkat dengan kamar mandi di kamar masing-masing.

Cerita Sex Terbaru -Penghuninya campur pria-wanita, melainkan berdasarkan Dimas lebih dari setengahnya wanita, makannya ia betah di sini.“Welcome to my room, sori yah rada semrawut” ia membukakan pintu dan mempersilahkan kami masuk ke kamarnya di tingkat dua.

Saya bukan pertama kalinya saya ke sini, saya malah pernah ML disini ketika one night stand dengannya. Pada temboknya terpampang sebagian poster pemain sepak bola, juga ada sebuah poster anime Kenshin. Foto pacarnya yang kuliah di luar negri dipajang diatas meja belajarnya yang sedikit acak-acakan.

Kami ngobrol-ngobrol sambil merasakan snack sampai alhasil obrolan kami mulai menjurus ke dilema seks. Dimas tanpa basa-basi menawarkan nonton film bokep koleksinya, dipilihnya salah satu vcd bokep Jepang unggulannya.

Di Baca Juga : Sex Janda Bertubuh mungil Bersama Cika

Saya tak ingat judulnya, yang pasti adegannya membuatku merinding. Kami bertiga tenang menatapi layar komputer seakan terhanyut dalam adegan yang pemerkosaan masal seorang wanita oleh sebagian pria, air mani pria-pria itu berhamburan membasahi si wanita.

Darahku serasa memanas dan selangkanganku mulai berair. Cantik di sebelahku juga mulai gundah, ia menonjol menggesek-gesekkan kedua pahanya. Dan, si Dimas….oh ia meremas-remas tangan Cantik, ia juga mulai berani mengelus lengannya.

Memandang respons Cantik yang malu-malu berharap dan telah terstimulasi berat, Dimas makin berani mendekatkan mulutnya ke pundak Cantik yang terbuka. Cantik menggelinjang kecil menikmati tiupan napas Dimas pada leher dan pundaknya.

Sebab telah merasa horny, ditambah lagi Dimas dan Cantik mulai beraksi, akupun tak malu-malu lagi mengekspresikan nafsuku pada Cantik yang duduk paling dekat denganku. Tanganku merayap melewati komponen bawah pakaiannya dan terus menyelinap ke balik bra-nya.

Saya bisa menikmati putingnya makin mengeras saat kumain-mainkan dengan jariku. Mulutku saling berpagutan dengannya, lidah kami saling bertarung dan bertukar air liur. Sementara di sebelah sana, Dimas mulai menjilati leher dan pundaknya, disibakkannya rambut panjang itu lalu dihirupnya wangi tubuhnya sebelum cupangannya berlanjut ke leher dan belakang kupingnya.

Cantik mendesah terbendung merasakan perlakuan ini, tangannya mulai bergerak meraih penis Dimas yang masih tertutup celana jeansnya, disentuh-rabanya benda yang telah mengeras itu dari luar. Kecupan Dimas menurun lagi ke bahu Cantik sambil menurunkan baju dengan bahu terbuka itu secara pelan-lahan, suatu sistem profesional dan erotis dalam menelanjangi seorang wanita.

Saya juga ikut serta menurunkan baju Cantik dari sebelah kiri sehingga baju itu kini menggantung di perutnya. Dengan cekatan Dimas menurunkan cup BH kanannya dan lantas melibasnya dengan rakus.

Cantik melenguh menikmati payudaranya dihisap kuat oleh Dimas. Saya kini melepaskan pakaianku sendiri sampai bugil lalu mendekati Dimas yang telah merebahkan tubuh Cantik di ranjangnya. Kupeluk pinggangnya dari belakang dan melepaskan sabuknya disusul resleting celananya.

Dimas stop sebentar untuk membiarkanku melucuti dirinya, disaat yang sama Cantik juga melepasi bajunya. Sekarang kami bertiga telah telanjang bulat. Kami memerintah Dimas rebahan di ranjang supaya dapat menservis penisnya. Penis yang telah mengeras kukocok dan kujilati, lalu kumasukkan ke mulutku.

Bersama dengan Cantik, kami bergantian melayani ‘adik’ Dimas dengan jilatan dan emutan. Cantik menjalankan aktivitasnya dengan terngkurap diatas tubuh Dimas dengan kata lain mereka dalam posisi 69, jadi Dimas dapat merasakan Miss V Cantik sementara kami berdua merasakan penisnya.

Dimas amat merasakan Miss V Cantik, hal ini terlihat dari sistem ia menjilat dan menyedot liang itu, sesekali bunyi hisapannya terdengar terang sehingga membikin Cantik mengerang pendek. Sebagian menit kemudian Cantik mengerang lebih panjang dan bunyi seruput Dimas terdengar lebih terang, terbukti Cantik telah menempuh orgasme pertama.

Dimas mengganti posisi, Cantik diperintah tengkurap di ranjang dan bokongnya diangkat menungging, Dimas sendiri mengambil posisi di belakangnya dan menasehati senjatanya ke Miss V Cantik. Cantik merintih sambil meremas sprei merasakan penis Dimas melesak masuk membelah bibir bawahnya.

Dikala penis itu masuk beberapa, Dimas menghentakkan pinggulnya dengan bertenaga sehingga penisnya amblas seluruhnya dalam Miss V Cantik. Tubuhnya tersentak perlahan dengan mata membelakak dicontoh dengan erangan nikmatnya.

Dimas memompa Cantik dengan gerakan-gerakan yang mantap dan erotis sehingga Cantik tak cakap berkata apa-apa kecuali mengap-mengap keenakan. Kedua tangannya menjelajahi payudara Cantik yang berukuran sedang melainkan padat, kedua putingnya dipencet-pencet atau dipelintir.

Saya sendiri yang tak bendung cuma menonton mengambil posisi berselonjor di depan Cantik, kedua pahaku kubuka lebar dan kudekatkan ke wajah Cantik.“Dah…jilatin punya gua yah…ga bendung nih !”Cantik mulai menjilati paha dan vaginaku, lidahnya menarikan-nari menggelikitik klitorisku yang telah menegang sementara tangannya meraih payudaraku dan mencubit-cubit putingku.

Lidah Cantik memberi stimulasi tidak terkira pada kemaluanku sehingga saya tak bendung untuk tidak mendesah. Desahan kami bertiga bahkan terdengar memenuhi kamar ini. Kami berganti posisi menjadi woman on top, Cantik bergoyang di atas penis Dimas dan saya naik ke wajah Dimas berhadapan dengan Cantik, sekarang vaginaku dilayani oleh Dimas dengan lidahnya.

Sambil terus bergoyang saya berkecupan dengan Cantik, saya kembali merasakan lidah sesama jenisku, kami bercipokan sambil mengeluarkan desahan-desahan terbendung. Kecupan Cantik terus turun ke leherku sampai stop di payudara kananku, sebuah gigitan kecil disertai hisapan pada tempat itu membuatku menggeliat, disusul tangan Dimas menjulur dari bawah mencaplok yang kiri.

Ooohh…sepertinya komponen sensitifku diserang segala, lidah Dimas yang dikeraskan itu melesak masuk lebih dalam dan bergoyang menggelikitik dinding kemaluanku, tangannya yang satu meremas dan terkadang menepuk pantatku yang sekal.

Saya kian erat mendekap Cantik sambil satu tanganku meremas payudaranya. Tidak lama kemudian saya merasa sesuatu yang mendesak keluar dari bawah sana, ahh…saya tidak cakap lagi membendung cairan cinta yang mulai membasahi vaginaku.

Hal yang sama juga dialami Cantik tidak lama kemudian, ia melepas emutannya pada putingku, napasnya makin memburu dan ia menaik-turunkan tubuhnya dengan lebih pesat.

Tubuh kami berdua mengejang hebat dan erangan klimaks keluar dari mulut kami. Dimas menikam-nusukkan jarinya ke vaginaku membikin cairan itu makin membanjir dan tubuhku makin tidak terkendali, saya mendesah panjang tanpa mempedulikan rasa sakit dari kuku Cantik yang mencakar lenganku.

Cairanku diseruput Dimas dengan rakusnya, Miss V Cantik juga mengeluarkan banyak cairan sehingga memunculkan suara kecipak air. Goyangan kami mulai mereda, kami berpelukan merasakan sisa-sisa orgasme barusan, kami menghimpun napas kami yang kacau balau, peluh seperti embun membasahi dahi dan tubuh kami.

Akibatnya kujatuhkan diriku ke samping dan Cantik jatuh di dekapan Dimas. Dimas menoleh ke samping bertatapan muka denganku lalu memaksimalkan senyum, terlihat mulutnya masih berair oleh cairan cintaku. Hebat juga ia, dapat membikin dua wanita klimaks dalam waktu hampir berbarengan, seperti itu pujiku dalam hati.

“Gimana girls, ready for next round ? gua belum keluar nih” katanya sambil mengelus rambut panjang Cantik.

“Hhhh…lu duaan aja dahulu deh, gua kumpul daya dahulu. Heh sialan lu Ndah, gunakan cakar-cakaran semua sakit tau, nih !” omelku menunjukkan bekas cakaran di lengan kiriku yang sedikit berdarah sambil mencubit lengannya.

“Hihihi…sory dong Ci, tadi kan kita lagi lupa daratan lagi, yang penting kan enjoy juga” jawabnya santai sambil tersenyum kecil.Sejenak kemudian Dimas telah membalikkan tubuh Cantik menjadi tengadah dibawahnya, lalu kembali penisnya dimasukkan ke Miss V Cantik diiringi desahannya.

Ranjang ini telah mulai bergetar lagi oleh goyangan tubuh mereka. Sambil menggenjot Dimas meraih payudaraku dan memencetnya lembut sebagai sinyal mengajakku seketika bergabung.“Ntar yah, gua mo minum dahulu nih, haus” kataku sambil bangkit berdiri dan mengambil sebuah gelas, saya membuka kran dispenser yang berlokasi di dekat jendela untuk mengisi air.

Dikala sedang meneguk air tiba-tiba saya mendengar bunyi kresek-kresek di pintu. Kutajamkan pendengaranku dan memandang ada seperti bayang-bayang di celah bawah pintu, pasti seseorang mengintip kami pikirku.

Saya tadinya bermaksud memberitahu mereka, melainkan sebaiknya kuselidiki sendiri sebab mereka sedang sibuk berpacu dengan nafsu hingga tak seperti itu menghiraukanku. Kusingkap sedikit tirai jendela untuk memandang siapa di luar sana, ada seseorang pria sedang melekatkan kupingnya pada pintu, ia juga berupaya mencari-cari lubang untuk mengintip, melainkan wajahnya tak terang.

Dalam pikiranku terbesit sebaiknya kuajak saja ia untuk meramaikan, mumpung saya daritadi belum disantroni penis sebab Dimas sedang asyik menggumuli Cantik. Karenanya sebelumnya saya memandang dahulu sekeliling apa ada orang lain lagi kecuali ia, letak kamar ini cukup strategis agak ujung dan jauh dari keramaian,

Sesudah yakin tak ada siapa saja lagi kecuali pengintip ini kuberanikan diri membuka pintu mengagetkannya. Perlahan-perlahan gagang pintu kuputar dan…hiya…orang itu terdorong masuk sebab sedang menyandarkan tubuhnya pada pintu, dengan cekatan pintu kembali kututup. Orang itu benar-benar kaget, keder, dan terstimulasi memandang sekelilingnya bugil dan ada yang bersenggama pula.

Dimas dan Cantik yang sedang berasyik-masyuk kontan ikut serta kaget, Cantik menyambar guling untuk menutupi tubuhnya dan menjerit kecil. Baru-baru saya tahu ia ialah kacung di kost ini, namanya Dadan, usianya masih 17 tahun, buah hatinya tinggi kurus dan berkulit sawo matang.

Tadinya ia hanya berharap mengambil barang di gudang yang kebetulan mesti melewati kamar ini, saat itu lah ia mendengar bunyi-bunyi aneh dan tersulut untuk mendengar dan mengintipnya. Ia lantas tertunduk-patuh meminta maaf berkali-kali sebab dimarahi Dimas yang merasa gusar diintip olehnya.

Tetapi saat Dimas merenggut kerah pakaian pemuda itu dan hendak memukulnya buru-buru saya mencegah dan menenangkan si Dimas yang bertemperamen tinggi.

“Ehhh…udah-udah, ia kan ga sengaja tadi, kita juga yang salah terlalu keras suaranya…udah lu sana aja terusin pestanya sama Cantik, biar ia gua yang urus, lagian di sini kurang cowoknya” bujukku mengedipkan sebelah mata pada Dimas.

Kuelus-elus dada Dimas dan berupaya menenangkannya, sesudah kubujuk-bujuk alhasil ia mundur juga.“Hening Mas, lu orang terusin aja, biar gua urus yang ini”

Akupun tersenyum padanya mencoba mengajak bicara sambil memegangi kedua lengannya, kurasakan tubuhnya masih agak gemetar dan tertunduk, entah sebab tegang, terkejut, atau malu.

“Nama lu Dadan ya ?” tanyaku dengan lembut dan dijawab dengan anggukan kepalanya.“Lu tadi udah ngeliat apa aja Dan ?” tanyaku lebih lanjut

“Belum liat apa-apa kok Non, sumpah…aku hanya denger bunyi-bunyi terus aku cari tau” jawabnya terbata-bata

“Terus kau tau apa yang kita kerjain barusan itu ?” dijawab lagi dengan anggukan kepala“Kau pernah ngerasain ngentot sebelumnya ?”

“Nggak pernah Non, paling hanya liat di VCD sambil coli”

“Ya udah Dan, berhubung kau udah disini gimana seandainya mbak ajarin kau soal gituan” saya tersenyum lagi dan mengangkat wajahnya yang tertunduk, sedangkan gugup melainkan matanya terus ke arah tubuhku yang polos, sejenak-sejenak juga memandang ke arah Cantik

“Sini Mbak bukain pakaiannya, biar enakan, ayo…jangan malu-malu disini segala bugil kok !” kulucuti bajunya tanpa menunggu responnya, ia masih malu-malu menutupi penisnya dengan tangan.

Kutepis tangannya dan kugenggam penis yang masih separo tegang itu, saya berlutut di depannya dan mulai menjilati benda itu, kemasukkan komponen kepalanya ke mulutku dan kuemut perlahan. Saya melirik ke atas memandang respons wajahnya dengan mata merem-melek dan menelan air liur melihat saya mengoralnya.

Makin kukocok benda itu terasa makin keras dan besar, memang ga jumbo size sih, namanya juga ABG, melainkan kerasnya lumayan.“Hmmmhhh…Mbak…geli mbak !” erangnya gemetaran.“Udah jangan ceriwis, diberikan nikmat gratisan pun bawel, nanti juga ketagihan kok” jawabku.

Tiba-tiba terdengarlah bunyi musik heavy metal mengalun di kamar ini, sambil terus menyepong kulirikkan bola mataku ke arah bunyi. Rupanya si Dimas menyalakan MP3 di komputernya dan menyetel volume suaranya untuk meredam bunyi kami.

Kemudian mereka yang tadinya melongo memperhatikanku mengerjai buah hati muda telah mulai lagi dengan aktivitas mereka. Sekarang Dimas menaikkan kedua tungkai Cantik ke bahunya dan kembali melesakkan penisnya ke vaginanya.

Sesudah sebagian kumainkan dalam mulutku, penis itu mulai berkedut-kedut, pemiliknya juga mendesah makin tidak karuan. Akupun kian dalam menelan benda itu sampai meraba daging lunak di tenggorokanku.

“Mbak…ohhh…enakk banget mbak…aahhh !” desahnya panjang berbarengan dengan spermanya yang ngecret di dalam mulutkuPipiku hingga kempot mengisap dan menelan cairan itu dengan enak, tidak setetes bahkan ketinggalan. Kemudian akupun bangkit berdiri sambil konsisten menggenggam penisnya yang masih ngaceng melainkan agak berkurang tegangnya.

“Gimana Dan, pernah diginiin ga sama cewek sebelumnya, rasanya gimana ?” tanyaku dengan senyum badung.“Baru pertama kali mbak…he-eh emang nikmat banget” katanya masih dengan napas terengah-engah.

“Saya baru pemanasan Dan, masih banyak yang lebih nikmat kok, yuk sini deh !” kataku seraya menaikkan bokong ke meja belajar dan mekangkangkan kedua belah paha mulusku.Kubimbing penisnya ke arah vaginaku yang terungkap lebar, sesudah pas target kusuruh ia menggerakkan pinggulnya ke depan.

Blesss….terbenamlah penis itu ke dalamku diiringi desahan enak kami. Tanpa kuajari lagi ia mulai menggerak-gerakkan pinggulnya maju-mundur, sodokannya sedangkan terasa makin mantap melainkan rasanya masih ada yang kurang merupakan ia tak memberi stimulasi pada komponen sensitifku lainnya, maklumlah namanya juga perjaka, masih amatiran.

Saya mesti terus berinisiatif mengajarinya, karenanya kutarik kepalanya mendekati payudaraku yang membusung, kusuruh ia mengeyotnya sepuas hati. Barulah ia mulai berani menjilati dan mengulum payudaraku, malah tangan satunya sekarang aktif menggerayangi payudaraku yang lain.


Entah sebab terlalu nafsu atau kelepasan ia gigit putingku yang kanan dengan cukup keras, hingga saya menjerit.“Aakkhh…Dan sakit, jangan keras-keras dong !”Di seberang sana Cantik telah diwujudkan orgasme entah yang keberapa kalinya.

Tidak hingga lima menit selanjutnya Dimas bahkan mendesah panjang menempuh klimaksnya, ia mencabut penisnya dari Miss V Cantik dan menumpahkan isinya diatas perut rata Cantik. Merekapun ambrol bersebelahan, Cantik mengusap-ngusapkan air mani itu ke tubuhnya dan menjilati sisi-sisanya di jari.

Dadan masih terus menyodokku dari depan, gairahku makin memuncak saja, vaginaku terasa makin panas pengaruh friksi dengan penisnya, bunyi erangan kami terlarut bersama dengan dentuman musik rock dari komputer.

Bosan dengan posisi ini, ia memintaku ganti gaya. Saya kami menjalankannya dengan gaya berdiri, saya berpegangan pada tepi meja sambil disodok dari belakang, dengan posisi demikian tangannya lebih bebas menggerayangi payudaraku yang bertumpu, putingku dipencet dan dipilin-pilin sesekali agak kasar hingga benda itu mencuat tegang.

“Dan…tambah cepet dong…mbak udah berharap nih…!!” saya mengerang lirih ketika kurasakan klimaks telah diambang.

“Ooohhh…ahhh…aku juga….kok rasanya tambah…nikmat mbak” sahutnya dengan menambah goyangannya

“Keluarin di…dalam….jangan cabut kontol lu…ahh” kataku dengan bunyi bergetarKamipun menempuh orgasme bersama, tubuhku menggelinjang hebat, saya berteriak seolah mengiringi nyanyian di komputer, kepalaku terangkat dan mataku merem-melek.

Ia Dadan juga mendesah enak menikmati orgasme pertamanya bersama seorang wanita. Spermanya menyembur banyak sekali di dalam rahimku, cairan hangat dan kental itu juga membasahi tempat selangkanganku serta beberapa meleleh turun ke pahaku.

Tubuhku lemas bersimbah keringat dan jatuh terduduk di bangku terdekat. Kubentangkan pahaku lebar-lebar supaya komponen itu mendapatkan angin segar, soalnya rasanya panas banget sesudah seperti itu lama bergesekan. Liang kenikmatanku terlihat menganga dan sisa-sisa cairan persengamaan masih menetes sehingga membasahi bangku di bawahnya.

“Memperhatikan berharap lagi dong Mbak, abis memek Mbak legit banget sih, lagi yah Mbak !” pintanya sambil menggenggam penisnya yang masih tegang itu di dekat wajahku.“Iyah, melainkan nanti yah, Mbak rehat sejenak” jawabku sambil mengelap peluh di wajahku dengan tisu.

Kulihat Dimas bangkit dan mendekatiku, senjatanya telah dalam posisi siap tempur lagi sesudah cukup rehat. Ia belai rambutku dan meraih tanganku untuk digenggamkan pada penisnya.

“Yuk, Cit…sambil kumpulin daya, beri senjata gua amunisi dahulu dong !” pintanyaAkupun memijati benda itu disisipi jilatan. Memandang si Dadan yang bengong saya bahkan menarik tangannya memerintah berdiri di sisi kananku.

Karenanya dihadapanku kini mengacunglah dua batang senjata yang saling berhadapan dan masing-masing kugenggam dengan kedua tanganku. Kugerakkan tangaku mengocok keduanya, mulutku juga ikut serta melayani silih berganti.

Merasa cukup dengan pemanasan, Dimas menyuruhku stop, dan menyuruhku bangun dahulu, lalu ia duduki bangku itu baru menyuruhku duduk lagi di pangkuannya (sepertinya berharap gaya berpangkuan deh).

Dengan agak kasar ia memerintah Dadan menyingkir“Heh, sana lo….kali ini giliran gua tau, jangan ganggu lagi !”

“Eee…udah jangan galak ah, gitu-gitu juga ia kan yang tolong-tolong lu orang di sini” sahutku mengelus lengan Dimas.“Dan lu meminta mbak yang itu aja buat ngajarin lu” lanjutku “Dah berharap yang ajarin ia bentar kan, masih pemula nih”

Saya Dadan tak segrogi ketika pertama main denganku barusan, ia menindih tubuh Cantik yang masih berbaring. Cantik mengajarinya teknik berkecupan, nampaknya Dadan pesat dalam mempelajari teknik-teknik bercumbu yang kami ajarkan,

Sejenak saja ia telah terlihat bertarung lidah dengan panasnya bersama Cantik, tangannya juga sekarang lebih aktif menjelajahi lekuk-lekuk tubuh Cantik memberi stimulasi. Cantik yang gairahnya telah bangkit lagi menanggapi dengan tidak keok hebat.

Ia berguling ke samping sehingga ia sekarang di atas Dadan, lidahnya konsisten bermain-main dengan lidah lawannya sementara tangan lembutnya meraih penis pemuda tanggung itu serta mengocoknya, Dadan mendesah-desah tidak karuan menghadapi keliaran Cantik.

Cantik memberi nasihat penis itu menjelang vaginanya, dengan posisi berlutut ia turunkan tubuhnya sampai penis itu melesak masuk ke dalamnya. Kemudian mulailah ia menaik-turunkan tubuhnya dengan gencar membikin pemuda tanggung itu kelabakan. Kedua tangan Dadan mencengkram kedua payudara Cantik dan meremasinya dengan bernafsu.

Di daerah lain saya sedang asyik menggoyangkan tubuhku di pangkuan Dimas. Vaginaku dihujam penisnya yang sekeras batu itu. Otot-otot kemaluanku serasa berkontraksi makin pesat memijati miliknya.

Tangannya yang mendekapku dari belakang terus saja menggerayangi payudaraku dengan tipe remasan lembut dan kasar. Kutengokkan wajahku supaya dapat berkecupan dengannya, lidah kami saling membelit dan bertarung dengan panasnya.

Sebagian menit kemudian mulutnya merambat ke telingaku, dengusan napasnya dan jilatannya membuatku merinding dan makin terbakar libido. Mulutnya terus mengembara ke tenguk, leher, dan pundakku meninggalkan bekas liur ataupun bercak merah.

Tanpa terasa goyangan tubuh kami kian dahsyat hingga tempat duduknya ikut serta bergoyang, seandainya saja bahannya jelek mungkin telah patah tuh bangku. Posisi ini berlangsung 20 menit lamanya sebab kami seperti itu terhanyut menikmatinya. Selama itu terdengar dua SMS yang masuk ke ponselku melainkan tidak kuhiraukan supaya tidak merusak suasana.

Akibatnya akupun tidak dapat membendung orgasmeku, tubuhku kembali menggelinjang dahsyat, pandanganku serasa berkunang-kunang. Pas saya akan seketika keluar, ia makin bergairah, tubuhku ditekan-tekan sehingga penisnya menikam lebih dalam, tangannya bahkan kian kasar meremasi payudaraku.

“Aaaahhkkkk….!” jeritku berbarengan dengan nyanyian mp3 yang hampir berakhirKugenggam erat lengan Dimas dan menggigit bibir menikmati gelombang dahsyat itu melanda tubuhku. Saya menikmati cairan cinta yang mengalir hangat pada selangkanganku.

Akupun alhasil bersandar lemas dalam dekapannya, penisnya konsisten menancap di vaginaku, napas kami tersenggal-senggal dan keringatpun berderai dengan derasnya. Kemudian ia angkat tubuhku sampai penisnya tercabut, tangan satunya menyelinap ke lipatan pahaku.

Diangkatnya tubuhku dengan kedua lengan, saya menjerit kecil ketika ia tiba-tiba menaikkanku ke lengannya sebab terkejut dan takut jatuh. Dibawanya saya ke ranjang lalu diwariskan di sana, nafasku belum teratur sehingga terlihat sekali dadaku turun naik seperti gunung berharap meletus.

Indah disebelah kami Dadan sedang menindih tubuh telanjang Cantik dengan gerak naik-turun yang pesat. Cantik cuma dapat menggelinjang dan mendesah, rambut panjangnya telah kusut tidak karuan, matanya menatap kosong pada kami.

“Lagi yah Ci, dikit lagi tanggung gua belum keluar nih” pinta Dimas sambil merenggangkan kedua pahaku.Saya cuma pasrah saja mencontoh apa maunya. Dengan lancar penisnya yang telah berair dan licin itu meluncur ke dalam vaginaku, saya mendesis dan meremas sprei ketika ia hentakkan pinggulnya sampai segala penisnya masuk.

Indah dari komputer entah telah berganti berapa kali, kali ini yang mengalun ialah nyanyiannya Aerosmith yang diaplikasikan soundtrack film ‘Armageddon’nya Bruce Willis. Indah ini mengiringi permainan kami dalam babak ini. Perkasa juga si Dimas ini, ia masih cakap menggenjotku dengan frekuensi tinggi hingga tubuhku terguncang hebat, meskipun sebelumnya ia telah membuatku dan Cantik orgasme, tenaganya jauh lebih meningkat dibanding saat pertama kali one night stand denganku setahun lalu.

Saya menggenggam tangan Cantik dan bertatapan wajah dengannya“Udah berapa kali Ndah ?” tanyaku bergetar“Nggak tau…udah aahh…keenakan…ga hitung…lagi” jawabnya dengan mata merem melek.

Saya makin tidak terkontrol, kepalaku kugelengkan ke kiri-kanan, terkadang saya menggigit jari saking nikmatnya kocokan Dimas.

Ia mempermainkan birahiku dengan sengaja tak meraba payudaraku memperbolehkannya bergoyang-goyang seirama badanku, sehingga saya sendiri yang berinisiatif meraih tangannya dan meletakkannya di payudaraku, barulah ia mulai memencet-mencet putingku membuatku kian terbakar.

Akibatnya akupun telah tak kuat lagi, perasaan itu kuekspresikan dengan sebuah erangan panjang dan menarik sprei di bawahku sampai semrawut.“Udah dahulu dong, Mas…gua gimana dapat kuliah ntar !” pintaku dengan terengah-engahTubuhku berair seperti mandi saja, habis AC kamarnya lagi rusak sih, sementara ini hanya ada kipas angin berukuran sedang, walaupun iklim di Jakarta tau sendiri kan seperti apa gerahnya.

Indah dengan kondisiku, ia biarkan saya beristirahat, diciumnya bibirku dengan lembut disertai sedikit kata-kata manis dan kebanggaan, sesudah itu ia beralih ke Cantik untuk memecahkan hajatnya yang tinggal sedikit lagi. Kuseka dahiku yang berderai peluh lalu kulirikkan arlojiku, 20 menit lagi jam tiga, mesti seketika siap-siap kembali ke kampus.

Cantik yang sedang dalam posisi dogie digarap dari dua arah oleh mereka. Dadan yang menyodoknya dari belakang alhasil klimaks, ia mengeluarkan penisnya dan menyiramkan isinya di punggung dan bokong Cantik.

Ia Dimas yang sedang menyetubuhi mulut Cantik juga tidak lama kemudian menyusul, ia mengerang sambil membendung kepala Cantik pada penisnya. Cantik sendiri cuma dapat mengerang terbendung dan matanya merem melek mendapatkan semprotan air mani Dimas, terlihat cairan putih itu meleleh sedikit di pinggir bibir mungilnya.

Dimas roboh di sisiku dengan memeluk Cantik yang menyandarkan kepalanya ke dada bidangnya, si Dadan terduduk lemas di bawah ranjang (sebab ranjang telah penuh sesak). Sesudah tubuhku cukup stabil, perlahan-perlahan saya bangkit menuju kamar mandi dengan langkah gontai.

Disana saya mencuci muka, dan membersihkan ceceran air mani di tubuhku dengan air. Cantik masuk saat saya sedang duduk di WC membuang air kecil.

“Huh…ngagetin aja lu Dah, rambut acak-acakan kaya kuntilanak gitu lagi !” ujarku“Kuntilanak pakaiannya putih oi, ga bugil gini” jawabnya asal, lalu menyalakan kran wastafel.

Sesudah selesai beres-beres diri, kami mengenakan kembali baju kami untuk kembali kuliah.  itu jam telah menonjolkan hampir pukul tiga, karenanya itu kami agak terburu-buru hingga saya melupakan ponselku sehingga pulang kuliah saya mesti balik lagi ke sini untuk mengambilnya.

Kami berlari-lari kecil ke kampus, mana ruang kuliahku di lantai tiga lagi, saya hingga ke kelas telat lima menit, untung belum melebihi toleransi keterlambatan. Di kelas bahkan saya tak dapat konsentrasi sebab kecuali masih lelah, dosennya, Pak Iwan ngomongnya juga slow motion, bikin ngantuk saja sehingga sebagian kali saya menguap.

Temanku di sebelah malah bertanya“Baru bangun tidur lu Ci ? kok kusut gitu” sebab make up ku memang agak luntur waktu cuci muka tadi“Iyah nih masih ngantuk tadi di kost temen belum cukup tidurnya” jawabku tersenyum dipaksa Lelah sekali hari itu sehingga seperti itu hingga di rumah saya lantas tiduran dan bangun jam tujuh malam, baru mandi untuk bersiap-siap menunggu jemputan Verna dan lainnya untuk nge-dugem malam itu.

game slot,
slot game indonesia,
joker gaming,
kingkong slot,
agen slot indonesia,
AGEN SLOT,
BANDAR SLOT,
AGEN SLOT ONLINE,
JUDI SLOT ONLINE TERPERCAYA,
SLOT GAME ONLINE TERPERCAYA


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © cerita sex - Devil Survivor 2 - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -