Popular Post

Popular Posts

Posted by : clarissaachan


Cerita Seks Dengan Pembantu

Cerita Sex-Aku andre dan aku punya cerita yang benar-benar menyenangkan
Kita mulai saja ceritanya. Cerita ini merupakan cerita yang menurutku serba kebetulan. Saya pung ga nyangka seluruh ini akan terjadi.
sepulang dari rapat kepala aku rasa nya benar-benar pusing mungkin darah tinggi aku naik.dan aku naik kekamar tidur aku di lantai dan tertidur lah.
Ntah berapa lama saya tak sadarkan diri. Yang saya tau waktu saya sadar saya berada di atas sofa ruang keluarga ditemani mbak Yuni.

“den Andra udah sadar..” bunyi mbak Yuni memecah kebuyaranku.
“ehh… mbak Yuni, saya tadi pingsan yah mbak. Maaf merepotkan mbak, saya emang lagi ga sedap badan..”
“ahh,, ga apa-apa lagi den. Emang den Andra mengapa?? kok dapat hingga pingsang semua??”
“ga tau lah mbak, kayaknya darah tinggi ku kambuh gara-gara rapat tadi.”
“den Andra ini ada-ada saja, masa masih muda udah kena darah tinggi.”
“hahah… berharap gimana lagi mbak, kata dokter emang seperti itu. Yaudah mbak, saya berharap ke atas dahulu, berharap mandi trus rehat.”
“jangan lupa makan den. Mbak udah masak tuh. Aden berharap makan d bawah atau di atas??”
“di atas aja kalo seperti itu mbak”

Cerita Sex Terbaru-Percakapan kami malahan berlalu seiring dengan berjalannya saya menuju kamarku. Mbak Yuni yakni seorang janda muda beranak satu. Hatinya di tinggal di kampung halamannya bersama dengan keluarganya. Hakekatnya ia menawan, wajahnya ayu, kulitnya putih terawat. Mungkin sebab di rumah tak terlalu banyak kerjaan ia dapat merawat tubuhnya. Yang paling menarik itu tubuhnya yang benar-benar-benar-benar proporsional. Payudaranya tetep kenceng walau udah beranak satu dan pinggulnya padet berisi. Dapat di katakan ia merupakan miss asisten, heheh.

Saya mulai ideku tadi. Saya turun ke lantai satu untuk mencari mbak Yuni. Saya mencari ke kamarnya, tetapi mbak Yuni ga ada di sana. Saya cari lagi, mungkin di kamar kecil, namun juga tak ada. Malas mencari saya panggil saja ia. Eh terbukti ia lagi nonton di ruang tangah.
“ada apa den?”
“eh mbak Yuni di cariin ke kamarnya alah ada di ruang tengah..”
“iya den, mbak lagi nonton tadi. Ada apa yah den cari mbak?”
“ini mbak, badan saya capek-capek seluruh. Mbak misa mijit ga?”
“mbak ga dapat mijit den, ntar takut aden jadi salah urat. Aden berharap di panggilin tkang urut langganannya nyonya?”
“mbak aja deh mbak, ntar nunggunya lama. Lagian kini udah jam berapa.”
“gimana yah den. Melainkan kalo salah urat jangan salahin mbak loo..”
“iya deh mbak. Saya tunggu di kamar yah”

Di Baca Juga :  Berkah Hujan  Akhirnya Aku Bisa Ngentot Janda Cantik

Langkah pertama sukses, kini tinggal bagaimana membujuk nya saja. Saya lantas ke kamar. Kubuka bajuku dan lantas saya tengkurep di atas ranjang. Tidak lama mbak Yuni datang dengan masih menggunakan baju yang tadi.
“den Andra ada body lotion ga buat mijit?”
“ada tuh mbak di atas meja. Ambil aja.” Kataku singkat
“kalo ga sedap bilang aja yah den.”
Saya tidah menjawab. Mbak Yuni duduk di pinggir ranjang dan menuang body lotion ke tangannya dan mulai memijit punggungku. Emang sih pijitannya kurang sedap, namun lumayan lah demi dapat menggoyang ranjang ini.
“mbak kalo sulit mijitnya dari samping, naik aja duduk di atas punggung saya mbak, ga apa-apa kok.”
“ahh ga usah den. Ga sedap di lihat orang.”
“siapa yang bakal lihat mbak, kan di rumah ini Hanya ada kita berdua, gabakal ada yag liat. Kalo mijitnya kaya gini kan mbak juga yang bakal sulit. Ntar pinggangnya keseleo lagi.”
“iya deh den. Maaf loo den.” Katanya sopan sambil beranjak naik dan duduk ke atas pinggang ku

Mbak Yuni terus memijit tubuh ku. Sesudah komponen punggung selesai pijitannya pindah ke kaki. Kami terus bercerita dan saya terus memberi serangan supaya cita-cita ku tercapai.
“mbak, kok mbak ga nikah lagi? Kan mbak menawan?”
“ga ah den, belum saatnya rasanya. Mbak berharap fokos buat ngebesari buah hati mbak dahulu. Mbak berharap ngumpulin duit dahulu, biar nanti ia ga kaya orang tuanya. Mbak berharap ia nanti kuliah kaya den Andra trus jadi orang gede biar dapat ngebehagiain orang tuanya.”

”trus umpamanya kalo mbak lagi kepengan gimana mbak?”
“kepengen apa yah den?”
“iya, kepengen itu. Lazimnya kalo orang udah berkeluarga dan udah punya buah hati kan ketagihan buat gituan. Emang mbak ga kepengen lagi gituan?”
“ya kepengen lah den. Melainkan berharap gimana lagi. Ya terpaksa patut di bendung-bendung aja.”
“kasian yah mbak. Sepatutnya tersiksa gini. Melainkan kalo mbak emang kepengen saya berharap lo bantuin mbak.”
“ihh aden nih. Kan ga boleh den. Ntar ketauan orang dapat brabe. Ehh aden kakinya udah selesai mbak pijit nih.”
“ya ga apa-apa lah mbak, ketimbang tersiksa. Komponen depan juga dong mbak, masa komponen belakangnya doang.”

Mbak Yuni menonjol berfikir sebab ucapan ku tadi. Saya berbalik menengadah, terus jelas saya lumayan terbawa sebab diskusi kai tadi, batangku malahan mulai berdiri, tercertak terang dari boxer yang saya gunakan. Dan sempat saya memandang mbak Yuni sebagian kali memandang ke arah selangkangan ku.

Tanganku mulai bandel mengelus-elus pahanya mbak Yuni. Tapi tak ada penulakan dari mbak Yuni dan tampaknya mbak Yuni juga merasakan elusanku di pahanya. Tidah cuma itu saya mulai menggoyang-goyangkan badanku sedikit demi sedikit, sehingga otongku bisa bergesekan dengan nonanya mbak Yuni, walau masih terlapisi oleh celana kami. Melainkan lumayan lah untuk memancing-mancing mbak Yuni.

Wajahnya kian memerah, napasnya mulai memburu. Saya bisa menikmati napasnya kian pesat. Saya tingkatkan lagi serangan ku. Tangan ku ku pindahkan ke bokongnya dan sedikit saya elus-elus. Kecuali itu goyangan tubuhku kian saya perkencang. Tapi yang teradi sebab goyangan itu, tangannya yang ketika itu memijat bahuku malahan terpeleset. Ia terjeatu di dada ku. Dan yang lebih ajaib lagi bibirnya mbak Yuni tepat mendarat di bibir ku.

“maaf den, mbak kepeleset tangannya.” Mukanya merah padam.
“ga apa-apa kok mbak. Kalo meminta tambah boleh ga mbak?” pancingan ku.
“tambah apa den?”
“tambah kecupannya. Heheh” saya cengengesan.
“tuhkan aden tambah bandel. Udah dari tadi tangannya kemana-mana. Kini malahan meminta kecup. Ntar mbak aduin sama nyonya lo.”
$0A“jangan dong mbak. Maaf deh, saya Hanya kebawa aja. Melainkan mbak menyukai kan?” jawabku memancing lagi.
Mbak Yuni tak menjawab pertanyaan ku. Walau seperti itu ia konsisten berada di atas ku. Dengan napas yang masih memburu merasakan goyangan yang saya berikan kepadanya.

Mbak Yuni tak menjalankan apa-apa. Ia konsisten duduk di atasku dan tanyanya hening menyangga badannya di dadaku. Matanya merem, seperti merasakan sesuatu. Goyangan kian ku percepat. Al hasil mbak Yuni mendesah.

Saya bersorak dalam hatiku. Saya sukses memancing mbak yuni untuk masuk ke perangkap ku. Kembali ku mainkan tangan ku. Tanganku kembali ke bokongnya mbak Yun dan meremas-remas bokongnya sambil terus menggoyang-goyang. Ia tak lagi protes dengan apa yang saya lakukan. Ia malahan kian merasakan.

“gimana mbak? Nikmat ga mbak?”
Mbak Yuni cuma mengangguk, matanya sayu membuktikan ia benar-benar merasakan goyangan ku.
“berharap yang lebih sedap ga mbak?”
“apa den.?” Jawabnya tersenggal.
“kita main yuk mbak, saya juga ga bendung nih.”
“jangan den, ntar ketahuan orang. Kaya gini aja udah cukup den.”
“ga bakal ada orang yang tau kecuali kalo mbak yang bilang terhadap orang lain mbak.”
“namun mbak takut hamil den. Trus mbak juga takut kalo ntar aden ngadu sama nyonya.”
“mbak percaya deh sama saya. Saya ga bakal bilang sama siapa-siapa asal mbak juga gitu.” Jawabku sambil membalikkan badan. Kini saya berada di atas menindih mbak Yuni sambil terus menggoyang selangkangannya mbak Yuni. Mbak Yuni merasakan banget apa yang saya lakukan terhadapnya. Ia tampaknya telah sepakat dengan apa yang saya berharap kan.

Memperhatikan lampu hijau sudah menyala. Tangan ku mulai menggerayangi tubuh mbak Yuni. Bibirku lantas menyambar bibir mbak Yuni dan mbak Yuni malahan merespon kecupan ku. Tangan ku mulai mendaki gunung cantik yang dari dahulu menjadi asa ku. Saya remas kedua gunung identik itu terasa banget kalo mbak Yuni ga pake BH di dalamnya. Soalnya putting susu mbak Yuni terasa keras dan mencetak keluar. Terbukti mbak Yuni punya putting yang kecil sehingga dari tadi saya ga sadar kalo mbak Yuni ga pake BH.

Serangan terus ku lakukan. Leher dan belakang kupingnya ku kecup dan ku jilat. Mbak Yuni menggeliat pedoman nafsunya benar-benar menggebu-gebu. Tangan kupun sudah masuk kedalam pakaian you can see yang di gunakan mbak yuni. Kenyal sekali memang. Namun otong berada di puncak kesudahannya. Dan pastinya kian terasa sama mbak Yuni. Cairan beningpun telah keluar dari ujung penis ku malah sudah tembus hingga keluar celana boxer yang saya gunakan. Melainkan mak Yuni lebih parah. Celananya sudah berair imbas pergesekan yang saya berikan, membikin saya tambah gigih menggempur mbak Yuni.

“mbak, pakaiannya saya buka yah, biar tambah sedap.”
Mbak Yuni cuma mengangguk menjawab pertanyaan yang saya berikan. Tidak menunggu waktu lama pakaian mbak Yuni sudah terhempas ntah kemana. Remasanku kian kuat, mbak Yuni kian menggeracau dan mendesah tidak karuan cuma kata kata “ahhh.. sssshhh… dan terus den” yang saya dengar dari tadi. Kedua putting kecil itupun tidak lupa saya jilat dan saya hisap. Tak enak rasanya. Meremas sambil menghisap susu besar seperti ini. Tidak lupa saya tinggalkan dua pertanda cupangan di kedua susunya mbak Yuni. Alangkah saya sudah pernah menidurinya. Dan pertanda yang senantiasa saya berikan terhadap seluruh payudara yang sudah pernah saya hisap.

Gempuran kembali saya tambah. Tanganku turun menuju selangkangan mbak Yuni dan menggosok-gosoknya. Merasa kurang nyaman, saya pelorotkan celana beserta celana dalamnya sehingga kini mbak Yuni bugil sempurna. Namun terkesimanya saya memandang terbukti mbak Yuni mencukur habis seluruh bulu genitalianya. Vaginyanya menonjol bersih dan mengkilat sebab lendir yang ia keluarkan.

Kembali saya gesekkan tanganku ke bibir vaginanya. Klitorisnyapun menonjol membengkak sebab nafsunya yang menggebu. Cairan beningpun menonjol banjir keluar dari lobang surganya mbak Yuni. Ku jilat vaginanya mbak Yuni. Tapi mbak Yuni menolaknya. Ia lantas menutup Miss V mulus yang ia punya.
“jorok atuh den. Masa daerah kencing aden jilat.”
$0A“ga apa-apa mbak. Mbak nikmati aja. Pasti rasanya sedap banget.” Jawabu meyakinkannya.

Ku angkat tangan mbak Yuni dari vaginanya dan lantas ku sergap. Mbak Yuni tambah menggeracau ga karuan “sedap den.. aden bener,.. sedap banget… terus den.. hisap yang,.. keras” sebutnya tidak karuan. Terus saya jilat dan saya hisap lobang surganya. Jari tengah ku malahan saya masukkan ke dalam lubang Miss V nya membikin caian didalamnya meluber keluar. Kelihatannya mbak Yuni emang udah lama ga di sentuh sama lelaki. Nafsunya hingga sebegini banget , fikirku.

Tidak lama saya menjilat vaginanya mbak Yuni, mbak Yuni menerima orgasmenya yang pertama. Orgasme yang benar-benar dasyat, hingga hingga muncrat keluar. Dia saja saya hisap seluruh cairan kental yang keluar tanpa ada sisa. Lumayan lama mbak Yuni menegang sebab orgasmenya. Ia menonjol kelelahan sebab orgasme pertamanya.
“gimana mbak?? Capek yah mbak??”
“iya den. Mbak jadi lemes gini. Melainkan sedap banget den. Mbak aden apain tadi hingga mbak kenikmatan gini.. rasanya mbak kaya terbang gitu den” napasnya tersenggal.
“ga di apa-apain kok mbak. Kini mbak rehat dahulu.. ntar saya beri yang lebih enak.”
Mbak Yuni malahan ketiduran di kamarku tanpa busana. Spray daerah tidurku berair sebab cairannya mbak Yuni. Saya biarkan mbak Yuni rehat biar nanti mbak Yuni dapat fresh lagi.

Akupun tidur di sebelah mbak Yuni sambil memeluk nya.

Saya ketiduran lama, dan terbangun pukul 10 pagi. Untung hari itu saya ga ada jadwal kuliah jadi saya dapat seharian di rumah.
ntah berapa kali dalam sehari itu kmai menjalankan nya
itulah cerita aku. tamat

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © cerita sex - Devil Survivor 2 - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -