Popular Post

Popular Posts

Posted by : clarissaachan



Agen Poker-Nama aku James (samaran),  Aku seorang mahasiswa di suatu universitas swasta yang cukup familiar di Bandung, Suatu hari memasuki ujian akhir semester, aku diajak oleh adik kelasku untuk belajar bersama. Saya mendapatkan saja, sebab dari dahulu sejak dia masuk ke jurusanku, saya memang telah mau jadi pacarnya.

Posturnya cukup indah, dengan tubuh yang ramping terawat, dan tentunya kulit yang putih sebab dia keturunan Cina. Laura namanya. Itu Laura mengajakku, tentu saja kujawab, “Berkeinginan..” “Jam berapa?” tanyaku. “Jam 3 petang, di rumahku, jangan telat soalnya nanti nggak selesai belajarnya”, jawabnya. Wah, peluang nih, pikirku. Setahuku, dia tinggal berdua saja dengan asistennya sebab ayah dan ibunya yang sibuk mencari nafkah di luar pulau Jawa.

Judi Online -Pulang kuliah, saya lantas bergegas pulang, sebab kulihat telah jam 14:30 WIB. Dengan kencang kumasukkan buku yang apabila akan digunakan ke dalam ransel, sebab takut telat. Setibanya di rumah Laura, saya lantas memencet bel yang ada di gerbang depan rumahnya, rumahnya tak terlalu besar, namun cukup nyaman kelihatannya. Sempat saya bertanya, kok rumahnya sepi banget. Jika seperti itu berarti bonyoknya lagi pada pergi, jawabku dalam hati.

Tidak lama sesudah itu, Laura keluar membukakan pintu. Saya cukup terkejut dengan penampilannya yang menarik, kali ini ia menggunakan t-shirt yang cukup ketat dan celana pendek ketat. Ia tersenyum lebar padaku, sambil mempersilakan saya masuk. Dikala masuk, saya menikmati rumahnya benar-benar sepi. “Segera saja kita ke ruang tengah, yuk!” ajaknya.

Di Baca Juga : Bermain Sex Dengan Mantan Pengasuhku

Setibanya di ruang tengah, saya lantas duduk di karpet sebab tak ada sofa. Ruang tengahnya didesain ala Jepang dengan meja Jepang yang pendek yang disertai rak majalah di bawahnya.

“Tunggu yah, saya berkeinginan mandi dahulu”, katanya, “Habis keringatan abis senam nih!” Rupanya saya baru tahu seandainya badannya baik sebab dia acap kali senam. “Kau mulai aja dahulu, nanti terangin ke saya yah”, katanya. “Kalo berkeinginan minum, ambil aja sendiri, soalnya pembantuku sedang sakit, ia lagi tiduran di kamarnya.”

Cukup lama saya belajar sambil menunggunya dan kesudahannya saya bosan dan mengamati-lihat majalah yang ada di bawah meja di depanku. Kulihat semuanya majalah wanita, mulai dari kawanku, kosmo, dan majalah wanita berbahasa jepang. Tanpa sengaja, dikala kulihat-lihat kutemukan sebuah majalah yang berisikan foto cowok bugil dengan otot-otot yang baik di tengah majalah bahasa jepang itu. Saya sempat terkejut memandangnya. Berbarengan dengan itu, dia keluar dari kamar mandi yang lokasinya di sudut kamar tengah di mana saya duduk. Ia keluar menggunakan kimono kain handuk putih. Sebab keasyikan, saya tak sadar seandainya ia mendekatiku. Kurasa ia pasti masuk ke kamarnya untuk berpakaian terutama dulu. Saya sempat grogi, sebab saya belum pernah didekati oleh wanita yang cuma mengaplikasikan pakaian mandi, sebab di rumahku tak ada saudara perempuan, jadi saya merasa tak umum.

“Ih, kau, diperintah belajar pun liat-liat yang aneh-aneh.”
“Ini mah nggak aneh atuh”, kataku, “Saya juga punya, dan badanku juga kayak gini loh!” bisikku sambil menunjuk ke salah satu contoh cowok di majalah hal yang demikian.
Saya memang telah ikutan fitness semenjak kelas 2 SMU, tidak heran seandainya saya lebih familiar sebab badanku yang baik dibanding kegantenganku.
“Ah, masa?” katanya, “Gua nggak percaya ah.”
“Kau kok bendung sih liat-liat kaya beginian?” tanyaku.
“Mana ada yang bendung sih?” balasnya.
“Tadi lagi nunggu kau dateng ke sini saja saya sempet liat-liat dahulu majalah itu lho! Jadi kau tau khan, mengapa aku lama mandinya?” jawabnya sambil tersenyum mesum.
“Ihh, kau ini!” balasku, “Rupanya menyenangi juga ya sama yang gituan.”
“Iya dong, namun, James katanya kalo maen lantas lebih sedap ya dibanding masturbasi?” tanyanya. Aku sempat terkejut dikala ia tanya hal yang seperti itu dalamnya.

“Kata kau, kau mirip ama yang di foto majalah itu, buktiin dong.”
Wah, kurasa ini cewek telah horny banget. Saya sempat grogi untuk kedua kalinya, saya hanya dapat tersenyum.
“Iya sih katanya, namun khan…”
Belum selesai saya bicara, ia lantas mengecup bibirku.
“James, tau nggak kalo saya tuh sesungguhnya udah seneng banget ama kau sejak saya ketemu kau”, bisiknya sambil mengecup bibirku. Saya terkejut dan responku hanya dapat mendapatkan saja, soalnya sedap sih rasanya. Terus jelas saya belum pernah dikecup oleh cewek hingga seenak itu, ia benar-benar spesialis.

Tanpa sadar, posisinya telah berada di atas pangkuanku dengan paha yang menjepit perutku. Sambil menciuminya, kuelus-elus pahanya dari atas ke bawah, dan ia mendesah, “Akh… sedap sekali!” Kuteruskan aksiku hingga ke genitalianya, kuraba klitorisnya, dan kugosok-gosok. Desahannya kian keras, dan tiba-tiba ia stop. “Wah, kok stop?” saya bertanya dalam hatiku. Segera saja kubisikkan padanya bahwa saya juga betul-betul menginginkannya jadi pacarku semenjak permulaan bersua. “Lalu kenapa kau nggak bilang ama saya?” tanyanya. “Sebab saya takut seandainya perasaan kita berbeda”, jawabku. Ia sempat terdiam sebentar.

Segera muncul pikiran kotorku. “Udah tanggung nih”, pikirku. Batang kemaluanku betul-betul telah bedenyut-detak semenjak tadi. Segera saja kubuka pakaian mandinya, dan kukulum dan kuhisap buah dadanya. Ia mendapatkan saja, pun merasa keenakan, hal ini kelihatan dari ekspresi wajahnya. Putingnya menjadi mengeras dan tidak lama kemudian, ia mendesah, “Aakh…” dikala kupegang liang kewanitaannya yang mulai berair.

Saya kian terstimulus, batang kemaluanku benar-benar sakit rasanya. “Sayang, boleh kan seandainya saya menjilati lubang keramatmu?” Ia mengangguk pertanda sepakat. Segera saja kujilati liang kewanitaannya terutamanya tempat klitorisnya. Lumayan lama saya menjilatinya hingga saya merasa mulutku kering sekali. Akibatnya ia mendesah panjang, “Aakhhh… saya berkeinginan keluar James…” Kelihatan cairan putih keluar dari liang senggamanya, baunya benar-benar menstimulasi dan rasanya jauh lebih menstimulasi lagi.

“James, maen beneran yuk?” ajaknya.
“Wah, sinting juga nih cewek”, pikirku.
Sebab batang kemaluanku telah sakitnya bukan main, lantas saja saya iyakan. Lalu kubuka seluruh pakaian dan celanaku. Kubaringkan ia di lantai berkarpet, dan kulipat kakinya, kunaikkan ke bahuku, dan mulai kumasukkan batang kemaluanku yang telah tegak itu. Sempit sekali, hampir tak dapat jalan. Kutekan lebih keras. Ia menjerit kesakitan, “Berhenti James, sakit tau.” Saya tak menghiraukannya dan terus menekan batang kemaluanku hingga rasanya kepala batang kemaluanku menubruk sesuatu. Lalu saya mulai memaju-mundurkan badanku ke depan dan ke belakang.

Laura mulai merasa sedap, ia telah tak menjerit lagi.
“Tuh sedap kan”, kataku.
“Iyah”, jawabnya, “Bener! sedap sekali.. lebih cepet dong James.”
Kupercepat permainanku, dan ia mendesah, “Ah.. ah.. ah..” sebab merasa enak. Lama juga saya mengocoknya.
Tidak lama kemudian, “James.. saya berkeinginan keluar lagi.”
“Sama”, balasku.
“Sedikit lagi, James… Aakkhhh… sedap sekali James”, beriringan dengan itu, saya malah keluar dan kukeluarkan semua spermaku di dalam liang kewanitaannya. Batang kemaluanku terasa hangat dan enak bercampur jadi satu. Kutarik batang kemaluanku keluar dan kulihat tetesan darah di karpet. Saya sempat terkejut, berarti ia masih perawan. Saya sempat merasa bahagia banget waktu itu.

Laura bangun dan ia terkejut dikala mengamati batang kemaluanku yang cukup besar, panjang 15,5 cm diameter 3,5 cm. Segera ia kulum batang kemaluanku, yang telah berkeinginan tidur lagi. Itu dikulum, batang kemaluanku berdiri lagi sebab enaknya. Ia mainkan lidahnya di kepala batang kemaluanku dan menjilat semua komponen batang kemaluanku hingga masuk seluruh, hingga kesudahannya saya merasa ada dorongan yang kuat pada batang kemaluanku dan, “Creeet.. creeet.. creet..” spermaku keluar, ia hisap dan beberapa muncrat ke wajahnya. “Hmmm.. sedap sekali James”, kelihatan ekspresi wajahnya yang bahagia.

Kami malah kelelahan, dan terbaring bersama di ruang tengah sambil berpelukan dan menyatakan kata-kata sayang. Tanpa terasa waktu telah jam 6 petang. Kami mandi bersama, dan sesudah itu kami makan malam bersama. Saya disuruhnya menginap, sebab malammya kita berkeinginan mempraktekkan jurus yang lain katanya. Saya mengiyakan saja. Lalu kutelepon ke rumah dan bilang bahwa saya malam ini berkeinginan menginap di rumah sahabat, saya tak bilang itu rumah Laura, sebab telah pasti tak boleh.

Itu selesai, kita sempat ngakak bersama sebab kita tak belajar pun bermain seks. Melainkan tak permasalahan sekaligus buat penyegaran menuju ujian. Ia balas dengan senyum. Sebab kehabisan diskusi, kesudahannya kami mulai terstimulus lagi untuk berkecupan. Hingga ini aksinya lebih sinting. Sambil berkecupan kami saling membuka pakaian. Tidak tak ada satu benang malah melekat di badan kita. Lalu di bicara, “James, kita ke kamarku yuk, biar lebih asyik.” Kugendong ia ke dalam kamarnya, dan kita lanjutkan lagi dengan berkecupan. Tidak lama kemudian kupegang liang kewanitaannya, telah berair terbukti. Segera saja kubalikkan badannya dan kumasukkan batang kemaluanku dari belakang. Hingga tak susah. Ia mendesah sedap dikala kumainkan batang kemaluanku di lubang senggamanya. Kumainkan terus hingga saya dan ia berkeinginan keluar.

“Akkhhh…” kami berdua sama-sama keluar, kukeluarkan spermaku di luar, sebab takut ia hamil. Tenyata Laura belum puas, ia membaringkan tubuhku di kasurnya. Ia lantas berdiri di atas tubuhku dan mulai memasukkan batang kemaluanku ke dalam liang senggamanya. “Ahhhh.. ” desahnya, “Gini lebih sedap James..”

Saya benar-benar lemas namun sebab permainannya yang seperti itu hebat, saya hingga lupa. Ia teruskan hingga spermaku keluar, hanya sedikit kali ini, tak seperti sebelumnya. “James dikit lagi juga saya keluar”, bisiknya terbendung sambil menaik-turunkan tubuhnya di atas badanku. Akibatnya ia keluar juga. Batang kemaluanku terasa pegal sekali, badanku benar-benar lemas. Ia juga kelihatan lemas sekali. Kami tertidur nyenyak hingga pagi di kasurnya sambil berpelukan dengan tak berpakaian sebab baju kami ketinggalan di ruang tengah dan malas mengambilnya sebab telah capek.

Namun paginya, kami bangun bersama, mandi bersama, sarapan dan pergi ke kampus sama-sama.  itu kamipun acap kali belajar bersama, padahal ujung-ujungnya usai di kasur airnya yang empuk. Melainkan saya jarang menginap, sebab takut orang tuaku curiga, ini hanya rahasia kita berdua.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © cerita sex - Devil Survivor 2 - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -