Popular Post

Popular Posts

Posted by : clarissaachan


Cerita Sex-mulanya saya tidak terlalu berminat dengan pasangan suami-istri muda yang baru tinggal di samping rumahku itu. Suaminya yang bernama Bram, berusia sekitar 32 tahun, adalah seorang pria dengan wajah tirus dan dingin. Amat mahal senyum.

Sedang istrinya, seorang wanita 23 tahun, bertubuh sintal yang mempunyai sepasang mata membola indah, raut wajah khas wanita Jawa. Tidak beda jauh dengan suaminya, ia juga nampak kaku dan tertutup. Melainkan watak itu, agaknya lebih disebabkan oleh sikap pendiam dan pemalunya. Sehari-harinya, ia senantiasa mengenakan baju kebaya. Latar belakang kehidupan pedesaan wanita berbulu ikal panjang ini, nampak masih cukup kental, Jakarta tidak membuatnya berubah.

Cerita Sex Terbaru-Saya cuma sempat bicara dan berjumpa lebih dekat dengan pasangan ini, dihari pertama mereka pindah. Ketika mengangkat barang-barangnya, saya kebetulan baru pulang dari jogging dan melalui di depan pintu pagar halaman rumah yang mereka kontrak. Sesudah itu, saya tidak pernah lagi kontak dengan keduanya. Saya juga tidak merasa perlu untuk mengurusi mereka. Perasaan dan pikiranku mulai berubah, terlebih kepada si Istri yang bernama Maryati, dikala suatu pagi bangun dari tidur saya duduk di balik jendela. Dari arah sana, secara kebetulan, juga via jendela kamarnya, saya menyaksikan si Istri sedang melayani suaminya dengan amat telaten dan penuh beri.

Mulai memandu makan, mengenakan baju, memasang t-shirt kaki, sepatu, mengoreksi letak pakaian, hingga dikala mengecup suaminya yang sedang bersiap-siap untuk turun kerja, segala itu kusaksikan dengan terang. Saya punya ringkasan wanita lumayan indah itu amat mencintai pasangan hidupnya yang berwajah dingin hal yang demikian. Entah kenapa, tiba-tiba saja timbul pertanyaan badung di otakku. Apakah Istri seperti itu memang mempunyai keloyalan yang benar-benar ikhlas dan jauh dari pikiran jenis-jenis kepada suaminya? Sebutlah seumpama berhayal pada suatu dikala dapat mengerjakan petualangan seksual dengan lelaki lain? Apakah seorang istri seperti itu sanggup bertahan dari godaan seks yang kuat, apabila pada suatu dikala, ia terposisikan secara paksa terhadap suatu keadaan yang memungkinkannya bermain seks dengan pria lain?

Di Baca Juga : Ngentot Kepnonakan Bapak Kos

Apakah dalam kondisi seperti itu, ia akan melawan, menolak secara sempurna sedangkan keselamatannya terancam? Atau apakah ia justru memandangnya sebagai kans untuk dimanfaatkan, dengan dalih ketidakberdayaan sebab berada dibawah ancaman? Pertanyaan-pertanyaan itu, secara kuat menyelimuti otak dudaku yang memang dekil dan menyenangi berhayal perihal penyimpangan seksual. Sekalian juga akibatnya melahirkan sebuah agenda biadab, yang terang sarat dengan resiko dosa dan tata tertib yang berat. Saya berharap memperkosa Maryati! Wuah! Melainkan itulah memang ambisi yang terbangun kuat di otak binatangku. Sesuatu yang membuatmu mulai hari itu, secara membisu-membisu mengerjakan pengamatan dan penelitian intensif kepada pasangan suami istri muda hal yang demikian.

Kuamati, kapan keduanya mulai bangun, mulai tidur, makan dan bercengkrama. Kapan saja si Suami bepergian ke luar kota lebih dari satu malam, sebab tugas perusahaannya sebuah distributor perlengkapan elektronik yang cukup besar. Dengan kata lain, kapan Maryati, wanita dengan sepasang buah dada dan pinggul yang montok sintal itu tidur sendirian di rumahnya. Untuk dikenal, pasangan ini tak punya asisten. Ketika itulah yang bakal kupilih untuk momentum memperkosanya. Merasakan bangun dan lekuk-lekuk tubuhnya yang memancing gairah, sambil menguji kekuatan bendung keloyalannya sebagai istri yang dapat kukategorikan lumayan loyal. Karena tiap-tiap suaminya bepergian atau sedang keluar, wanita ini cuma mengunci diri di dalam rumahnya.

Selama ini pun ia tidak pernah kulihat sedangkan cuma untuk duduk-duduk di selasarnya yang besar. Itu ciri Ibu Rumah Tangga yang konservatif dan kukuh membatasi adat istiadat sopan-santun tradisi wanita timur yang amat menghormati suami. Sedangkan mungkin mereka sadar, seorang suami, yang terkesan sesetia apa saja, apabila punya kans dan kans untuk bermain sinting, gampang terjebak ke sana. Saya tahu suaminya, si Bram senantiasa bepergian keluar kota satu atau dua malam, tiap-tiap hari Rabu. Apakah benar-benar untuk kebutuhan kantornya, atau dapat jadi menyambangi wanita simpanannya yang lain. Dan itu bukan urusanku. Segala penting, pada Rabu malam itulah saya akan menjalankan aksi biadabku yang mendebarkan. Saya jenjang perbuatan yang akan kulakukan kepada wanita yang di mataku kian menggairahkan itu, kususun dengan akurat.

Saya akan menyelinap ke rumahnya cuma dengan mengenakan celana training minus celana dalam, serta pakaian t-shirt ketat yang mengukir wujud tubuh bidangku. Buat Anda kenal, saya pria macho dengan penampilan menarik yang mudah memaksa wanita yang berpapasan denganku lazimnya melirik. Karena yang kupilih, yakni pada ketika Maryati akan tidur. Saya menurut hasil pengamatanku, cuma pada ketika itu, ia tak berkebaya, hanya mengenakan daster tipis yang (mungkin) tanpa kutang. Saya tidak terlalu pasti soal ini, sebab hanya dapat menyaksikannya sekelebat saja melalui sistem mengintip dari balik kaca jendelanya dua hari lalu. Saya Maryati hanya berdaster, berarti saya tidak perlu disibukkan untuk melepaskan stagen, pakaian, kutang serta kain yang membalut tubuhnya sekiranya lagi berkebaya.



Sedang kenapa saya hanya mengenakan training spack tanpa celana dalam, tahu sendirilah. Saya menyelinap masuk ke dalam rumahnya melalui pintu dapur yang terbuka sore itu. Ketika Maryati pergi mengambil jemuran di kebun belakangnya, saya pesat sembunyi di balik tumpukan karton kemasan barang-barag elektronik yang terdapat di sudut ruangan dapurnya. Dari sana, dengan tabah dan terus berupaya untuk memegang diri, wanita itu kuamati sebelum ia masuk ke kamar tidurnya. Dengan mengenakan daster tipis dan terbukti benar tanpa kutang selain celana dalam di baliknya. Si Istri Dia itu memeriksa kunci-kunci jendela dan pintu rumahnya. Dari dalam kamarnya terdengar bunyi acara TV cukup nyaring.

Nah, pada ketika ia akan masuk ke kamar tidurnya itulah, saya seketika menjelang jenjang berikut dari taktik memperkosa wanita bertubuh sintal ini. Ia kusergap dari belakang, sebelah tanganku menutup mulutnya, sedang tangan yang lain secara kuat mengunci kedua tangannya. Maryati nampak tersentak dengan mata terbeliak lebar sebab kaget sekalian panik dan ketakutan. Ia berupaya meronta dengan keras. Melainkan seperti adegan lazim di film-film yang memperagakan ulah para bajingan, saya pesat mengingatkannya untuk konsisten membisu dan tak berbuat bodoh mengerjakan konfrontasi. Saya bedanya, saya juga mengutarakan permintaan maaf. “Maafkan aku Mbak. Dia tak bendung untuk tak memeluk Mbak. Percayalah, aku tak akan menyakiti Mbak.

Dan aku bersumpah cuma mengerjakan ini sekali. Sekali saja,” bisikku membujuk dengan napas memburu pengaruh nafsu dan rasa tegang luar lazim. Maryati konsisten tak peduli. Ia berupaya mengamuk, menendang-nendang ketika kakiku menutup pintu kamarnya dan tubuhnya kepepetkan ke dinding. “Saya Mbak gaduh, akan ketahuaan orang. Kita berdua dapat hancur sebab malu dan terhina. Saya ini tak akan dikenal orang lain. Dia bersumpah merahasiakannya hingga mati, sebab aku tak ingin dikenal orang lain sebagai pemerkosa,” bisikku lagi dengan konsisten mengunci semua gerakan tubuhnya. Dia berikutnya, yakni menciumi komponen leher belakang dan alat pendengaran wanita berbau tubuh harum menstimulasi itu.

Sedang senjataku yang keras, tegang, perkasa dan penuh urat-urat besar, kutekankan secara keras ke belahan bokongnya dengan gerakan memutar, membikin Maryati kian terjepit di dinding. Ia mencoba kian kalap melawan dan meronta, tetapi apalah artinya energi seorang wanita, di hadapan pria kekar yang sedang dipegang nafsu hewan seperti diriku. Aksi menciumi dan menekan bokong Maryati terus kulakukan hingga lebih kurang sepuluh menit. Sesudah memandang ada kans lebih bagus, dengan gerakan secepat kilat, dasternya kusingkapkan. Celana dalamnya seketika kutarik hingga sobek ke bawah, dan sebelum wanita ini tahu apa yang akan kulakukan, belahan bokongnya seketika kubuka dan lubang duburnya kujilati secara buas.

Maryati terpekik. Sebelah tanganku dengan gesit kemudian menyelinap masuk diantara selangkangannya dari belakang dan menyentuh serta meremas komponen luar alat kelaminnya, melainkan membolehkan komponen dalamnya tidak terjamah. Strategiku mengingatkan belum waktunya hingga ke sana. Aksi menjilat dan meremas serta mengusap-usap ini kulakukan selama sebagian menit. Maryati terus berupaya melepaskan diri sambil memintaku menghentikan perbuatan yang disebutnya jahanam itu. Ia berulang-ulang menyebutku hewan dan bajingan. Tidak soal. Saya memang telah jadi hewan bajingan. Dan kini sang bajingan telah tanpa celana, telanjang beberapa. “Akan kulaporkan ke suamiku,” ancamnya kemudian dengan napas terengah-engah. Saya tidak menyahut sambil bangkit berdiri serta menciumi pundaknya.

Lalu melekatkan batang perkasaku yang besar, tegang dan panas diantara belahan bokongnya. Menekan dan memutar-mutarnya dengan kuat di sana. Sedang kedua tanganku menyusup ke depan, menyentuh, meremas dan memainkan puting buah dada besar serta montok wanita yang terus berjuang untuk meloloskan diri dari musibah itu. “Saya Mas Dartam, lepaskan saya. Kasihani saya,” ratapnya. Saya seketika menciumi leher dan belakang kupingnya sambil berbisik untuk membujuk, sekalian memprovokasi. “Kita akan sama-sama mendapatkan kepuasan Mbak. Kamu ada yang rugi, sebab juga tak akan ada yang tahu. Suamimu sedang keluar kota. Mungkin juga ia sedang bergulat dengan wanita lain. Apakah kamu percaya ia loyal seperti dirimu,” bujukku mesra. “Berikutnya bajingan terkutuk,” pekiknya dengan geram.

Sebagai jawabannya, tubuh putih yang montok dan harum itu (ciri yang amat kusenangi) kali ini kupeluk kuat-kuat, lalu kuseret ke atas ranjang dan menjatuhnya di sana. Kemudian kubalik, kedua tangannya kurentangkan ke atas. Tolong, ketiak yang berambut halus dan berair oleh peluh milik wanita itu, mulai kuciumi. Dari sana, ciumanku meluncur ke sepasang buah dadanya. Menjilat, menggigit-gigit kecil, serta menyedot putingnya yang terasa mengeras tegang. “Jangan Mas Darta. Jangan.. Saya lepaskan saya.” Wanita itu menggeliat-geliat keras. Masih konsisten berupaya untuk melepaskan diri. Saya saya terus berbuat kian jauh. Kali ini yang menjadi sasaranku yakni perutnya. Kujilat habis, sebelum perlahan-perlahan merosot turun lebih ke bawah lalu berputar-putar di bukit alat kelaminnya yang terbukti menggunung tinggi, mirip roti.

Sementara tanganku meremas dan mempermainkan buah dadanya, kedua batang paha putih dan mulusnya yang menjepit rapat, berupaya kubuka. Maryati dengan kalap berupaya bangun dan menyokong kepalaku. Kakinya menendang-nendang kasar. Saya pesat menjinakkannya, sebelum kaki dan dengkul yang liar itu secara telak membentur dua biji kejantannanku. Sekiranya celaka apabila itu terjadi. Saya saya semaput, wanita ini pasti lolos. Sesudah berjuang cukup keras, kedua paha Maryati akibatnya sukses kukuakkan. Kemudian dengan keahlian mengerjakan cunnilingus yang kumiliki dari hasil belajar, berteori dan berpraktek selama ini, lubang dan bibir kelamin wanita itu mulai menjadi target lidah dan bibirku. Tanpa sadar Maryati terpekik, ketika ciuman dan permainan ujung lidahku merekat kuat di klitorisnya yang mengeras tegang.

Kulakukan bermacam-macam sapuan dan dorongan lidah ke komponen-komponen amat peka di dalam liang senggamanya, sambil tanganku terus mengusap, meremas dan memijit-mijit kedua buah dadanya. Maryati menggeliat, terguncang dan tergetar, kadang menggigil, membendung akibat dari segala aksi itu. Kepalanya digeleng-gelengkan secara keras. Entah pernyataan menolak, atau apa. Sambil mengerjakan hal itu, mataku berupaya melihat permukaan perut Si Istri Dia ini. Dari sana saya dapat mempelajari respon otot-otot tubuhnya, kepada gerakan lidahku yang terus menyeruak masuk dalam ke dalam liang senggamanya. Dengan sentakan-sentakan dan gelombang di komponen atas perut itu, saya akan tahu, di spot dan komponen mana Maryati akan merasa lebih terstimulus dan sedap.

Gelombang stimulus yang kuat itu kusadari mulai melanda Maryati secara jasmaniah dan emosionil, dikala konfrontasinya melemah dan kaki serta kepalanya bergerak kian galau. Tidak ada bunyi yang keluar, sebab wanita ini menutup pun menggigit bibirnya. Geliat tubuhnya bukan lagi refleksi dari penolakan, melainkan (mungkin) ilustrasi dari seseorang yang mati-matian sedang membendung kenikmatan. Berulang kali kurasakan kedua pahanya bergetar. Rupanya banjir membasah. Tapi benar analitik  otak kotorku sebagian minggu lalu. Bahwa sesetia apa saja seorang Istri, ada ketika di mana benteng keloyalan itu roboh, oleh stimulus seksual yang dikerjakan dalam tempo relatif lama secara paksa, seketika, intensif serta tersembunyi oleh seorang pria rupawan yang spesialis dalam keadaan sulit seks. Maryati sudah menjadi model dari hal itu.

Mungkin juga ketidakberdayaan yang sudah membuatnya memilih untuk pasrah. Saya rasanya saya yakin lebih oleh gelora nafsu yang bangkit berharap mencari pelampiasan pengaruh stimulus yang kulakukan secara intensif dan spesialis di semua komponen peka tubuhnya. Aksiku berikutnya yakni dengan memutar tubuh, berada di atas Maryati, memposisikan batang kejantananku ideal di atas wajah wanita yang telah mulai membara dibakar nafsu libido itu. Saya berharap mengenal, apa reaksinya apabila terus kurangsang dengan batang perkasaku yang besar dan hangat ideal berada di depan mulutnya. Wajahku sendiri, masih berada diantara selangkangannyadengan lidah dan bibir terus menjilat serta menghisap klitoris dan liang kewanitaannya.

Paha Maryati sendiri, entah secara sadar atau tak, kian membuka lebar, sehingga memberikan kemudahan bagiku untuk merasakan kelaminnya yang telah membanjir berair. Mulutnya berulangkali melontarkan jeritan kecil terbendung yang bercampur dengan desisan. Aksi itu kulakukan dengan intensif dan penuh nafsu, sehingga berulang kali kurasakan paha serta tubuh wanita indah itu bergetar dan berkelojotan. Setia menit kemudian mendadak kupikir sebuah benda berair yang panas menyapu batang kejantananku, membuatku jadi agak tersentak. Aha, apalagi itu sekiranya bukan lidah si Istri Dia ini. Berarti, selesailah telah semua konfrontasi yang dibangunnya demikian termotivasi dan habis-habisan tadi. Wanita ini sudah menyerah.

Tak sayang, jilatan yang dikerjakannya tadi tak diulanginya, sedangkan batang kejantananku telah kurendahkan sedemikian rupa, sehingga memungkinkan mulutnya untuk menelan komponen kepalanya yang telah amat keras, besar dan panas itu. Boleh jadi wanita ini merasa ia sudah menghianati suaminya apabila mengerjakan hal itu, menghisap batang kejantanan pria yang memperkosanya! Tidak apa. Segala penting kini, saya tahu ia telah menyerah. Saya pesat kembali membalikkan tubuh. Memposisikan batang kejantananku ideal di depan bukit kewanitaannya yang telah merekah dan berair oleh cairan dan air ludahku. Saya mulai menciumi pipinya yang berair oleh air mata dan lehernya. Kemudian kedua belah ketiaknya. Maryati menggelinjang liar sambil buang wajahnya ke samping. Tidak berharap bertatapan denganku.

Buah dadanya kujilati dengan buas, kemudian berupaya kumasukan sedalam-dalamnya ke dalam mulutku. Tubuh Maryati mengejang membendung sedap. Hanya itu kupertahankan selama sebagian menit. Kemudian batang kejantananku kian kudekatkan ke bibir alat kelaminnya. Ah.., wanita ini agaknya telah mulai tak tabah mendapatkan batang panas yang besar dan akan memenuhi semua liang sanggamanya itu. Saya kupikir pahanya memrentang kian lebar, sementara pinggulnya agak diangkat membikin lubang sanggamanya kian menganga merah. “Mbak Mar amat indah dan menstimulasi sekali. Saya lelaki yang mujur bisa merasakan tubuhmu yang luar lazim ini,” gombalku sambil menciumi pipi dan lehernya.

“Kini punyaku akan menjelang punya Mbak. Saya akan memberikan kenikmatan yang luar lazim pada Mbak. Kini nikmatilah dan kenanglah momen ini sepanjang hidup Mbak.” Sesudah mengatakan hal itu, sambil menarik otot di sekitar dubur dan pahaku supaya ketegangan kelaminku kian meningkat tinggi, liang kenikmatan wanita desa yang bermata bulat jelita itu, mulai kuterobos. Maryati terpekik, tubuhnya menggeliat, melainkan kutahan. Batang kejantananku terus merasuk kian dalam dan dalam, hingga akibatnya karam penuh di atas bukit kelamin yang montok berambut itu. Untuk sesaat, tubuhku juga ikut serta bergetar membendung kenikmatan luar lazim pada ketika liang kewanitaan wanita ini berdetak-deyut menjepitnya.

Tubuhku kudorongkan ke depan, dengan bokong kian ditekan ke bawah, membikin pangkal atas batang kejantananku merekat dengan kuat di klitorisnya. Maryati melenguh gundah. Tangannya tanpa sadar memeluk tubuhku dengan punggung melengkung. Kudiamkan ia hingga agak lebih hening, kemudian mulailah gerakan alamiah untuk coitus yang membara itu kulakukan. Maryati kembali terpekik sambil meronta dengan mulut mendesis dan melengguh. Tembakan batang kejantananku kulakukan kian pesat, dengan gerakan berubah-ubah bagus dalam hal sudut tembakannya, ataupun formatnya dalam mengerjakan penetrasi. Kadang lurus, miring, juga memutar, membikin Maryati benar-benar seperti orang kesurupan.

Wanita ini kelihatanya telah sempurna lupa diri. Tangannya mencengkram pundakku, lalu mendadak kepalanya terangkat ke atas, matanyaterbeliak, giginya dengan kuat menggigit pundakku. Ia orgasme! Gerakan keluar-masuk batang kejantananku kutahan dan cuma memutar-mutarnya, mengaduk semua liang sanggama Maryati, supaya dapat meraba dan melumat komponen-komponen peka di sana. Wanita berpinggul besar ini meregang dan berkelonjotan berulang kali, dalam tempo waktu sekitar dua puluh detik. Semuanya kemudian usai. Mata dan hidungnya seketika kuciumi. Pipinya yang berair oleh air mata, kusapu dengan hidungku. Tubuhnya kupeluk kian erat, sambil mengatakan permintaan maaf atas kebiadabanku. Maryati hanya diam. Kami berdua saling berdiaman.

Kemudian saya mulai beraksi kembali dengan terpenting dulu mengecup dan menjilati leher, alat pendengaran, pundak, ketiak serta buah dadanya. Kocokan kejantananku kumulai secara pelan. Kepalanya kuarahkan ke komponen-komponen yang peka atau G-Kupikir wanita ini. Saya sebagian detik kemudian, Maryati kembali gundah. Kali ini saya bangkit, mengangkat kedua pahanya ke atas dan memrentangkannya dengan lebar, lalu menghujamkan batang perkasaku sedalam-dalamnya. Maryati terpekik dengan mata terbeliak, menyaksikan batang kejantananku yang mungkin jauh lebih besar dari milik suaminya itu, berulang-ulang keluar masuk diantara lubang berambut berair miliknya. Matanya tidak ingin lepas dari sana. Saya, wanita ini terbiasa untuk berlaku seperti itu, apabila bersetubuh. Wajahnya kemudian menatap wajahku. “Mas” bisiknya.

Saya mengangguk dengan perasaan lebih terstimulus oleh panggilan itu, kocokanbatang kejantananku kutingkatkan kian pesat dan pesat, sehingga tubuh Maryati terguncang-guncang dahsyat. Pada puncaknya kemudian, wanita ini menjatuhkan tubuhnya di tilam, lalu menggeliat, meregang sambil meremas sprei. Saya tahu ia akan kembali menjelang ketika orgasme keduanya. Dan itu terjadi ketika mulutnya melontarkan pekikan nyaring, menyelesaikan bunyi Krisdayanti yang sedang berdendang di pesawat TV di samping ranjang. Pertarungan mengasyikan itu kembali berakhir. Saya terengah dengan tubuh bermandi peluh, di atas tubuh Maryati yang juga berair kuyup.

Matanya kuciumi dan hidungnya kukecup dengan lembut. Dia jantungku terasa mengasah demikian kuat. Kurasakan batang kejantananku berdetak-detak kian kuat. Saya tahu, ini ketika yang bagus untuk mempersiapkan orgasmeku sendiri. Tubuh Maryati kemudian kubalikkan, lalu punggungnya mulai kujilati. Ia mengeluh. Sesudah itu, bokongnya kubuka dan kunaikkan ke atas, sehingga lubang duburnya ikut serta terbuka. Jilatan intensifku seketika kuarahkan ke sana, sementara jariku memilin dan mengusap-usap klitorisnya dari belakang. Maryati berulang kali menyentakkan badannya, membendung rasa ngilu itu. Tak sebagian menit kemudian, kemauan bersetubuhnya bangkit kembali.

Tubuhnya seketika kuangkat dan kuletakkan di depan kamar kecil ideal menghadap cermin besar yang ada di depannya. Ia kuminta jongkok di sana, dengan membuka kakinya agak lebar. Sesudah itu dengan agak tak tabah, batang kejantananku yang terus membesar keras, kuarahkan ke kelaminnya, lalu kusorong masuk hingga ke pangkalnya. Maryati kembali terpekik. Dan pekik itu kian tak jarang terdengar dikala batang kejantananku keluar masuk dengan pesat di liang sanggamanya. Saya wanita itu benar-benar menjerit berulangkali dengan mata terbeliak, sehingga saya kuatir suaranya dapat didengar orang di luar. Wanita ini kelihatannya amat terstimulus dengan style bersetubuh seperti itu.

Saya batang kejantananku terasa lebih dahsyat menerobos dan menggesek komponen-komponen sensitifnya, ia juga dapat menyaksikan wajahku yang tegang dalam memompanya dari belakang. Dan tak seperti sebelumnya, Maryati kali ini dengan bunyi gemetar mengatakan ia akan keluar. Saya pesat mengangkat tubuhnya kembali ke ranjang. Menelentangkannya di sana, kemudian menyetubuhinya habis-habisan, sebab saya juga sedang mempersiapkan ketika orgasmeku. Saya akan melepas bendungansperma di kepala kejantananku, pada ketika wanita ini menjelang orgasmenya. Dan itu terjadi, sekitar lima menit kemudian. Maryati meregang keras dengan tubuh bergetar. Matanya yang indah terbeliak. Saya orgasmeku seketika kulepas dengan hujaman batang kejantanan yang lebih lambat tetapi lebih kuat serta merasuk sedalam-dalamnya ke liang kewanitaan Maryati.

Kedua mata wanita itu kulihat terbalik, Maryati meneriakkan namaku ketika spermaku menyembur berulang kali dalam tenggang waktu sekitar delapan detik ke dalam liang sanggamanya. Tangannya dengan kuat merangkul tubuhku dan tangisnya seketika timbul. Kenikmatan luar lazim itu sudah memaksa wanita ini menangis. Saya memejamkan mata sambil memeluknya dengan kuat, menikmati nikmatnya orgasme yang bergelombang itu. Ini yakni orgasmeku yang pertama dan penghabisanku dengan wanita ini. Saya seketika berdaya upaya untuk berangkat esok hari ke Kalimantan, ke daerah pamanku. Mungkin seminggu, sebulan atau lebih menginap di sana.

{ 1 Comments... read them below or add one }

  1. Thermage กับ Ulthera อยากสวยเข้ามาทำความรู้จักกัน
    https://thecloverclinic.net
    Thermage กับ Ulthera อยากสวยเข้ามาทำความรู้จักกัน .

    BalasHapus

- Copyright © cerita sex - Devil Survivor 2 - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -