Popular Post

Popular Posts

Posted by : clarissaachan



AgenPlaytech-Sebetulnya saya malu menyebutkan kejadian yang hingga kini masih tak jarang kulakukan ini. Saya merupakan seorang ibu rumah tangga dan saya juga punya status sebagai janda. Kehidupan saya cukup bagus, sebab peninggalan deposito dari suami dan kadang2 ada bisnis jual beli perhiasan dengan sahabat. Buah saya ada 2 orang dan mereka segala sekolah di Jogya, sebab dekat dengan kakek neneknya. Dirumah saya hanya didampingi oleh Surti (asisten) dan Remi, anjing herder peninggalan suami juga.

Suatu hari sahabat jual beli perhiasan saya yang bernama Tina datang kerumah. Sahabat bisnis saya banyak, dengan Tina saya baru ketahui kira2 1 bulan yang lalu. Umur wanita itu sama dengan saya dan punya buah hati satu, wajahnya cukup menawan ditambah dengan make up yang piawai, dan Tina tahu metode merawat tubuh dengan bagus, saya mendengar dari teman2 bahwa ia benar-benar piawai dalam berbisnis perhiasan, apalagi ditambah kemahirannya berdialog merayu pembeli. Tina datang kerumahku hari itu untuk menitipkan perhiasan yang hendak dipasarkan, lazimnya kami menyukai berjumpa direstoran padang langganannya, tumben hari ini ia datang mengunjungiku.

“Halooo Rin…….apa khabar nih???” saya tersenyum gembira sambil membalas salam Tina.
“Tumben, kok dapat nyasar kesini Tin?”
“Kangen saya tak ketemu kau 2 pekan”
“Ahhhh….dapat aja….ayo masuk, maaf ya rumah saya semrawut dan kecil” saya mempersilahkan Tina masuk keruang tetamu.
“Ah rumah kau baik kok, dilingkungan elite lagi” Komentar Tina sambil duduk disofa.
“Aku yg tadi kukatakan di telepon, saya mau menitipkan perhiasan ini untuk kau jualin, soalnya dua hari setelah hari ini saya akan keluar kota dengan suamiku” Kulihat Tina mengeluarkan kantong beludru hitam dari dalam ranselnya.
“Lebih bagus dikamar saja Tin, soalnya si Surti ada di dapur” Ajak saya. saya senantiasa berhati2 dalam berbisnis di bidang ini. Tina meniru masuk kekamar saya. Lalu kami duduk diatas ranjang dan Tina mengeluarkan segala isi kantung beludru itu. Perhiasan bertahtakan berlian terpampang diatas ranjang, berkilauan. saya khawatir juga memperhatikan perhiasan banyak demikian itu, saya mengambil salah satu kalung yang paling cantik.

“Waah cantik sekali kalung ini” Kataku, lalu saya mencoba memasangnya dileherku.
“Sini saya tolong” Tina beranjak kebelakangku, lalu tangannya berupaya menghubungkan kunci kalung itu.
“Leher kau baik sekali Rin” Ujar Tina, kurasakan leherku dibelainya, bulu romaku jadi berdiri, perasaanku jadi nggak nikmat. Lalu tangan Tina membelai pipiku, sementara tangannya yang lain menyusuri leherku terus merayap menuju dadaku.

AgenSlot-“Tin….jangan gitu ah…..saya jadi geli nih” Tetapi Tina tak menjawab. Tiba2 saya menikmati pipi kiriku panas, saya menoleh, belum sempat saya sadar apa yang membikin panas pipiku, bibir Tina telah menyambar bibirku. Saya gelagapan dan saya berontak berupaya menghindar, melainkan Tina seperti kesetanan, dia terus menekan mulutnya ke mulutku. Dan kurasakan buah dadaku diremas olehnya. Saya benar2 kaget sekali dengan perlakuan seperti itu, saya mencoba menyokongnya, melainkan tubuhnya telah menindih tubuhku. Saya menendang dan Tina melepaskan pelukannya. Saya berupaya memperbaiki letak buah dadaku yang tadi hingga keluar dari BH. Tina memandangku dengan mata yang redup.

“Sori Rin…..semenjak ketahui denganmu saya merasa kau benar-benar menstimulasi sekali” Saya terdiam sambil membendung amarah.
“Kok kau gitu sih? Kan kau telah punya suami??? Teganya kau….” Sergahku sambil memelototinya. Tina memandangku dengan pandangan yang makin redup.
“Saya lebih bernafsu dengan wanita sepertimu, lagi pula suamiku tak pernah dapat memuaskanku, belum apa2 telah loyo sehingga selama perkawinan saya belum pernah menikmati kepuasan”
“Tetapi dengan modal kecantikanmu kan kau dapat cari laki2 lain utk memuaskanmu!”
“Saya tak menikmati kenikmatan seperti bila dengan wanita, saya mau kau juga mencoba merasakannya Rin” Jawab Tina sambil mendekatiku. Saya beringsut mundur kekepala ranjang.
“Tetapi saya tak pernah lesbian demikian itu” Hatiku berdebar2 memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi kalau Tina menyergapku seperti tadi.
“Jangan takut Rin, saya tak akan memaksamu, hanya saya mau kau mengijinkanku menciummu sekali saja, bantulah…..” Hatiku makin tidak keruan, telah lama sekali saya tak pernah dijamah oleh laki2 apalagi perempuan. Mendengar kata kecup saja, saya telah merasa tak keruan. Lagi pula apa salahnya dikecup Tina, apalagi mulutnya tak bau. Saya tahu hati kecilku bersikap pasrah.
“Baiklah…..melainkan sekali saja, dan jangan macam2 ya” Jawabku. Tina lalu mendekatiku lalu tangannya merangkul leherku, lalu bibirnya mengecup mulutku dengan lembut, perasaanku tidak keruan menikmati kecupan itu, saya memberanikan diri membalas ciumanya. Lalu kurasakan lidah Tina menjalar masuk kedalam mulutku mencari2 lidahku. Yang kurasakan kemudian merupakan perasaan aneh dan gamang yang tak bisa dilukiskan. Kurasakan tiupan nafas Tina yang panas dipipiku dan lumatan mulutnya yang demikian itu menstimulasi daya seksualitas.



Hampir 3 menit kami berkecupan dan saya tahu kemaluanku telah berair sebab nafsu. Kini saya benar2 pasrah waktu Tina menjilati leherku dengan lembut, tangannya melepaskan tali daster dipundakku, lalu dengan lembut buah dadaku yang masih tertuutp bh diremas2.
“Tiin…..jangan ah….malu Tin” Saya berupaya mencegah separuh hati. Dan Tina tahu saya tak benar2 mau menghentikan aktivitasnya.Saya menikmati tangan kirinya masuk kedalam celana dalamku, dan jari2nya memainkan klitorisku, kadang2 dicubit2 kecil, benar2 sensasi yang hebat sekali. Tanpa kusadari saya juga sedang meremas2 bokong Tina. Tubuhnya menindih tubuhku dan kurasakan buah dadanya yang berukuran sedang menekan buah dadaku yang memang dari dahulu tergolong besar. Tiba2 saya baru sadar Tina telah separuh telanjang, hanya menggunakan cd saja, walaupun saya benar2 bugil sempurna. Tubuh Tina beraroma harum, entah parfum apa yang diterapkannya, melainkan wangi tubuhnya menambah getaran berahiku. Tanganku menjalar melepaskan celana dalamnya, lalu kulihat sekilas alat vitalnya berkilat tanpa sehelai bulu, ternyata bulunya dicukur rutin. Jari2ku masuk kedalam lubang alat vitalnya lalu kutusuk2 dengan lembut. Tina merintih keenakan, tangannya makin dalam beroperasi dilubang kemaluanku. Saya juga merintih keenakan. Saya tak tahu terbukti wanita dengan wanita bisa saling memuaskan dalam urusan sex.

Kini Tina sedang menghisap puting buah dadaku, sementara tangannya yang lain terus bermain di klitorisku. Saya menikmati Tina mulai menciumi perutku, lalu memainkan lidahnya di pusarku, saya kegelian, tidak lama kemudian lidahnya telah menjilati kemaluanku.
“Tin jangan disitu ah……kan jorok” Bisikku sambil berupaya mendukung kepalanya. Tetapi Tina bahkan makin merenggangkan pahaku dan klitorisku dhisap2 olehnya, kadang2 lidahnya masuk keluar dalam lubang kemaluanku. Saya telah tidak bisa berdaya upaya sehat lagi, yang kurasakan hanya kenikmatan yang tiada taranya. Tahu2 didepan wajahku telah ada alat kelamin Tina, kedua lututnya ada dikiri kanan kepalaku. Tina tak menurunkan pinggulnya, jadi saya bisa dengan terang memperhatikan kemaluanya yang gundul. Bibir alat vitalnya berwarna merah kehitaman dan kulihat klitorisnya cukup besar kelihatan bertengger diatas bibir alat vitalnya. Saya menyibak bibir alat kelamin Tina, dan kulihat alat vitalnya berair sekali oleh lendir yang jernih, saya lalu menusuk2 alat kelamin itu dengan telunjuk, jari tengah dan jari manisku, kadang2 dengan kelingking juga. Lubang alat kelamin Tina telah agak kendur, mungkin punyaku juga sama. Saya ragu2 mejilat alat vitalnya, soalnya saya belum pernah menjilat alat kelamin sesama wanita. Tina terus mengeluar masukkan lidahnya dilubang kemaluanku, saya telah tidak bendung lagi.

“Tin….saya hendak keluarrrr…..” Tubuhku bergetar hebat, kurasakan lidah Tina masuk makin dalam kedalam kemaluanku, dan saya menikmati orgasme yang hebat sekali. Sepertinya ini yang paling nikmat sejak saya menikah. Tina masih terus menjilati lendirku, saya juga tidak perduli lagi, kuraih pinggul Tina lalu ketarik hingga wajahku terbenam disela2 pahanya. Tercium bau yang sama dengan bau kemaluanku. Kujilat2 klitorisnya lalu kumasukkan juga lidahku kedalam lubang alat vitalnya, kurasakan lendir asin masuk kedalam mulutku. Saya tak perduli lagi. Lalu kurasakan ada yang geli di lubang pantatku.

“Aduh Tin jangan disitu dong…..jorok kan?” Kurasakan lubang pantatku berkerut saat lidah Tina berupaya menerobos masuk. Kemudian saya tidak perduli juga, sebab saya menikmati kenikmatan yang sama, saya juga menjalankan hal yang sama dengan Tina. Kutusuk2 lubang bokongnya dengan lidahku, lubang yang kehitam2an itu jadi becek oleh air liurku dan lendir alat vitalnya. Tiba2 Tina seperti tersentak lalu beku…….mulutnya mengeluarkan jeritan kecil, lalu kurasakan dia menekan lubang memeknya makin dalam kewajahku dan menggoyang2kan pinggulnya sehingga hampir semua wajahku tersapu oleh alat vitalnya.

“Aduuuuh riiin…..nikmat sekaliii….” Dia memeluk erat2 pinggulku, klitorisku digigit2 kecil olehnya. Tidak lama kemudian tubuhnya melemas lalu betul2 lemas sehingga saya tak dapat bernafas sebab tekanan alat vitalnya diwajahku. Keringatnya bergulir turun masuk kedalam mulutku. Saya juga benar2 puas sekali.

Kemudian Tina bangun lalu mengecup mulutku, kami kembali bergelut sambil mendesah2. Tina melekatkan alat vitalnya pada kemaluanku, lalu menggosok2nya. Kira2 15 menit kami berkecupan sambil berpelukan erat hingga saya tidak merasa bila saya tertidur.

Entah berapa lama saya tertidur, samar2 saya seperti mendengar bunyi Remi. Saya membuka mataku dan……astaga!!! Kulihat Tina sedang bergelut dengan Remi dilantai kamarku yang beralaskan karpet biru. Kulihat Tina sedang menjilat2 alat kelamin Remi yang telah keluar dan berwarna merah sekali. Mulut Tina berlumuran cairan yang keluar terus dari alat kelamin anjing itu, dan anjing itu bersuara kecil sepertinya keenakan alat vitalnya dihisap oleh Tina. Alat Remi cukup besar, mungkin sebab anjing herder dan cairan seperti lendir itu terus keluar menetes netes, dan Tina mencerucup cairan itu……

“Tin!! Sinting kau……kok sama Remi sih???” Saya memberondong Tina. Tetapi lagi2 Tina tak menjawab, yang kulihat kemudian dia berupaya mengarahkan alat kelamin Remi menjelang alat vitalnya. Dan Kudengar rintihan Tina saat alat kelamin yang cukup besar itu masuk kedalam lubang alat vitalnya. Kulihat Remi menggerakkan pantatnya dengan betul-betul pesat, lalu tak berapa lama kemudian terdengar Remi mendeking halus lalu dari sela2 alat kelamin Tina kulihat cairan merembes keluar banyak sekali, seperti air kencing melainkan juga seperti lendir yang encer. Kulihat Tina mengerang2 lalu tangannya meraih alat kelamin Remi dan dimasuk keluarkan sendiri olehnya. Memperhatikan pemadangan itu tubuhku kembali bergidik, ada perasaan aneh merayap kedalam jiwaku. Saya tahu bahwa saya terstimulasi oleh aksi Tina. Tanpa sadar saya juga turun kelantai dan kepalaku mengarah menuju selangkangan Tina. Kulihat dari dekat alat kelamin Remi masih digerak2an Tina keluar masuk dalam alat vitalnya, dan dari alat kelamin binatang itu masih terus menetes lendir, walaupun alat kelamin Tina kulihat telah merah sekali, juga kulihat lendir Remi memenuhi alat kelamin Tina.

“Rin….dijilat Rin….bantulah Rin” Rintihan Tina makin menstimulasi nafsuku. Aku ada yang mendukung, kepalaku langsung menyusup keselangkangan Tina. Pelan2 kujilat alat kelamin Tina yang benar-benar banjir itu. Saya merasa cairan alat kelamin Remi terasa asin sekali, melainkan baunya tak menyengat. Aku kesetanan saya menghirup dan mencelucupi alat kelamin Tina. Persis seperti Remi seandainya sedang minum air. Lidahku menguak bibir alat kelamin Tina, lalu masuk menjelajahi semua dinding vaginanya.

“Riiiiiiinnnnnn……….” Tina merengek hebat,pinggulnya terangkat menekan mulutku. Saya tidak perduli lagi. Kemudian saya bermigrasi menghisap alat kelamin Remi, kumasukkan semua alat vitalnya kedalam mulutku. Penis Remi terasa panas dalam mulutku dan saya mengecup bau binatang itu, melainkan pikiranku telah gelap yang ada cuma nafsu yang selama ini terkubur dalam2 dan sekarang meledak tidak tertahan.Saya tahu saya bakalan menyesali perbuatanku sesudah ini.

Saya terus menjilat dan mengulum penis Remi. Anjing itu mendeking2 perlahan, kadang2 berupaya menghindar, melainkan Tina mengontrol kedua kakinya dengan erat. Tidak lama kemudian dari penis Remi menyembur cairan panas kedalam mulutku. Kumasukkan semua penis Remi lalu kusedot2, anjing itu mencoba memberontak, entah kenikmatan atau kegelian. Tina memajukan wajahnya lalu kami saling berkecupan, kukeluarkan beberapa cairan Remi kedalam mulutnya. Wajah kami telah berair oleh cairan encer itu.

Kini saya meringkuk dibawah Remi, kemudian Tina mulai menghisap alat kelamin Remi supaya nafsu Remi kembali. Aku itu Tina mencoba memasukkan penis Remi kedalam vaginaku. Aku penis itu kebesaran untuk lubang vaginaku. Mungkin lubang vaginaku menciut sepeninggal suamiku yang meninggal 4 tahun yang lalu. Kepala penis Remi yang meruncing itu masuk sedikit, tiba2 Remi mendukung keras sambil menusuk2 pesat sekali. Saya merasa agak perih, melainkan kemudian kurasakan kenikmatan yang tidak terbayangkan, lubang vaginaku seperti ditusuk oleh mesin pelopor yang betul-betul pesat. Saya tidak tahu bagaimana melukiskannya hingga saya menempuh orgasme yang benar-benar hebat. Aku rambut ditubuhku seperti berdiri tegak membuatku merinding. Tidak lama kemudian saya menikmati cairan panas menyemprot dalam vaginaku, saya berupaya mengeluarkan penis Remi, melainkan binatang itu seperti tidak perduli, saya pasrah mengizinkan semua cairannya keluar dalam vaginaku. Kemudian Tina menyuruhku jongkok diatas wajahnya. Tina menggilas vaginaku dengan penuh nafsu, kulihat dari vaginaku mengalir cairan Remi yang tersisa, mengalir seperti air kencing masuk dalam mulut Tina. Akupun tak ingin tertinggal, kulumat juga Miss V Tina yang kini telah agak lembab dan lengket.

Aku itu saya dan Tina bersetubuh 3 kali, pagi, siang dan malam hari. Saya tidak paham lagi apakah saya ini normal atau tak. Yang pasti keperluan yang selama ini tidak tersalurkan, sekarang menemukan muaranya. Saya benar-benar menyesal dengan perbuatanku yang mungkin bertentangan dengan agama yang kuanut, melainkan saya terus menerus mengerjakannya dengan Tina. Seolah2 kami telah tidak terpisahkan. Tina senantiasa memiliki ide2 yang baru dalam tiap permainan kami. Saya juga tidak tahu apakah saya seharusnya berterima beri padanya atau mengutuknya. Dan baru-baru ini saya Tina mengatakan bahwa hampir segala ibu2 yang kukenal pernah diajak berlesbi olehnya.


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © cerita sex - Devil Survivor 2 - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -