Popular Post

Popular Posts

Posted by : clarissaachan

Sexs Dengan Dua Tante

Cerita Sex-Saya di mulai sesudah sekolah saya diperintah jaga kios Milik Tante Girang XXX yang hakekatnya bukan tante asliku, ia merupakan sahabat dari dari ibu sodaraku jauh, ribet deh kalodiceritain, saya menjaga kios itu telah sekitar 2 pekan. Sebab kios milik Tante Girang XXX memasarkan sembako, karenanya pembelinya bahkan kebanyakan ibu-ibu maupun perempuan. Aku yang bertugas untuk mengambilkan barang-barang seperti beras, gula ya cuma bersikap cuek saja kepada banyaknya pembeli itu.

Inilah cerita dewasa panas yang paling mengasyikan. Ucap Tante Lina pemilik kios di sebelah tokonya Tante Girang XXX yang sepertinya juga ragam Tante Girang Binal, ia acap kali datang petang hari tiap kios akan ditutup. Ia lazimnya saling omong-omong, bersenda gurau dengan Tante Girang XXX, dan kalau sudah seperti ini tentu lama sekali usainya. Dan seperti lazimnya, saya pulang duluan ke rumah sebab Tante Girang XXX lazimnya dijemput oleh suaminya atau si kecilnya.

Cerita Sex Terbaru-Cerita Sex TerbaruNamun suatu dikala, saat berharap pulang saya teringat bahwa mesti mengantarkan Indomie ke pelanggan, saya pesat-pesat balik ke kios. Dan memang kios telah sepi, pintu bahkan cuma ditutup tanpa dikunci. Saya bahkan seketika masuk menuju daerah penyimpanan Indomie. Rupanya saya menyaksikan momen yang tak kuduga sama sekali, kulihat Tante Girang XXX dengan posisi tetelentang di antara tumpukan karung beras sedang dioral alat vitalnya oleh Bu Lina. Tante Girang XXX betul-betul merasakan dengan rintihannya yang dibendung-bendung dan tangannya mengontrol kepala Bu Lina untuk dirapatkan ke selangkangannya.

Sebab kaget atas kedatanganku, karenanya keduanya bahkan stop dengan menampilkan wajah sedikit malu-malu. Namun tak hingga lima detik, mereka bahkan tersenyum dengan penuh artii

Kau belum pulang to Her (Hery namaku), kebetulan lho kita dapat rame-rame, ya kan Bu Lina..?” sebut Tante Girang XXX sambil menariktangan Bu Lina ke arah kedua dadanya yang terbuka.

“Ayo sini Her.., jangan malu, ughh, ahh..!” desah Tante Girang XXX lagi, kali ini tangannya melambai ke arahku.


Dan saya bahkan sempat linglung tak tahu mesti bertingkah apa, tetapi sebab kedua wanita dalam kondisi tanpa baju seperti itu memanggilku, nafsu kelelakianku bangkit meskipun saya belum pernah menikmati sebelumnya. Pelan saya mendekati keduanya sambil memandang mereka berdua. Cuma seorang raja saya bahkan disambut, mereka yang tadinya tengadah dan menindih sekarang mereka bangkit dan duduk sambil merapikan rambutnya masing-masing.

Saya lima langkah saya bahkan hingga di hadapanya, dan dengan lihai mereka berdua seketika meremas selangkanganku.

“Her, ini pernah masuk ke sarangnya belum..?” tanya Tante Girang XXX manja.

“Be.., belum Tante..!” jawabku polos sambil membendung rasa geli yang semacam itu enak.

“Wah.., hebat dong belum pernah. Pertama kali seketika bisa dua lubang..!” canda Bu Lina, sementara tangannya menarik lepas celanaku sampai saya benar-benar telanjang di hadapan mereka.

Dan sesaat kemudian saya menikmati kehangatan padabatang kemaluanku. Terdengar srup, srup ahh. Tante Girang XXX dan Bu Lina seakan berharap berebut untuk merasakan batang kemaluanku yang berukuran normal-normal saja.

“Ayo Bu.., hisap yang lebih kenceng biar keluar isinya..!”

“Iya Bu.., ini kontol kok nikmat banget sih..?”

“Cupp.., crupp..!” kata mereka berdua saling menyahut.

Saya cuma pasrah merasakan perlakuannya dan sekali-sekali kuusap pipi-pipi kedua Tante-Tante itu dengan nafsu juga.

Saya hingga 10 menit, saya menikmati sesuatu kenikmatan luar lazim yang lazimnya terjadi dalam mimipi, badanku menegang, mataku terpejam untuk menikmati sesuatu yang keluar dari kemaluanku. Tumpahan maniku memuncrat mengenai wajah Bu Lina dan Tante Girang XXX, dan dengan serta merta Tante Girang XXX mengalihkan lumatan dari punyaku ke wajah Bu Lina. Dengan buas sekali mereka saling berkecupan bibir, berebutan untuk menelan air kenikmatan punyaku. Saya bahkan berjongkok dan membuka paha Tante Girang XXX, Tante Girang XXX cuma berdasarkan.

“Saya apa kamu Sayang..?” desah Tante Girang XXX.

Saya cuma membisu saja dan memberi nasehat wajahku ke arah selangkangannya yang beraroma amis dan nampak mengkilap sebab telah berair. Saya mencoba untuk mengerjakan seperti di film-film. Kumasukkan lidahku ke dalam rongga-rongga vaginanya serta menyedot-nyedot klitorisnya yang kaku itu. Kurasakan saat saya menyedot benda kecil Tante Girang XXX, Tante Girang XXX senantiasa menggelinjang dan mengangkat bokongnya, sehingga kadang hidungku turut mengecup benda kecil itu.

“Her.., kau kok pinter banget sih, terus, terus uggh.. ughh.. ahhh, ehh, aahhh..!” ceracau Tante Girang XXX.

“Terus Her, terus..! Saya Tantemu surga kenikmatan, ayo Her..!” sebut Bu Lina yang memilin dan mengemut puting susu Tante Girang XXX.

“Terus Bu..! Her.., saya berharap muncrat! Ayo Her.., sedot yang keras lagi..!” pinta Tante Girang XXX.

Saya bahkan kian liar memainkan vaginanya, dan dengan teriakan Tante Girang XXX, “Aghh.., ughh..!” lidahku menikmati ada cairan kental keluar dari organ intim wanita Tante Girang XXX. Saya pesat-pesat menangkapnya dan sedikit ragu untuk menelannya.

“Her, telah Her.., Tante telah puas nih..! Kau gantian dengan Bu Lina ya..!” sebutnya sambil tangannya mengusap cairannya yang keluar dari liang senggamanya.

Saya bahkan tak sadar bahwa batang kemaluanku telah bangun lagi, tegak dengan total meskipun sedikit terasa ngilu.

“Bentar Her.., kau disini dahulu ya..!” pinta Bu Lina sambil keluar ke daerah tumpukan koran dan mengambil sebagian lembar.

Kemudian Bu Lina masuk ke gudang lagi dengan menggelar koran yang dibawanya. Saya kaprah-kaprah cukup, Bu Lina menelentangkan tubuhnya dan memanggilku, “Ayo kini giliran aku dong Her..!” katanya sambil tangannya meremas susunya sendiri.

Saya bahkan seketika mengangkanginya dan kedua tangan bahkan mengganti tangannya untuk meremas susu-susunya yang masih kenyal. Lembut, halus, nikmat rasanya mengontrol payudara orang dewasa.

“Her.., masukin dong tuh burung kau ke lubang Lina, ayo dong Her..!” bisiknya lembut.

|| intermezooo….Silahkan lanjutkan baca Cerita Ngentot Tante Girang nya ya…

Saya bahkan berupaya untuk memberi nasehat masuk ke liangnya, tetapi dasar memang masih amatir, terasa terpeleset terus.

“Ayo Lina tolong biar nggak salah target..!” sebutnya.

Dan tangannya bahkan mengontrol batang kemaluanku dengan lembut dan memberikan kocokan sejenak, dan akibatnya diarahkan masuk ke lubang kenikmatannya.

Saya pertama kali kurasakan penisku masuk ke sarangnya. Terasa hangat, lembab, enak dan seperti ditarik-tarik dari dalam kamaluan Bu Lina. Secara naluri saya bahkan mulai menggerakkan pantatku maju mundur secara perlahan dan berirama.

“Terus Her.., masukkin lagi yang lebih dalam, ayooo, ughh..!” desah Bu Lina.

Tangan Bu Lina bahkan sudah mengontrol pantatku dan menekan-nekan agar doronganku lebih keras, padahal kakinya sudah melingkar di pinggangku.

Saya-kaprah cuma 10 menit berlalu, Bu Lina menjerit sambil menggaruk punggungku dengan keras, “Ooohhh.., saya ngejrot.., Her..! Yeess.., uhhh..!”

Kemudian tubuhnya lunglai dan melepaskan kakinya yang melingkar di pinggangku. Saya bahkan bangkit meninggalkan Bu Lina yang tengadah dan nampak dari liang kenikmatannya betul-betul banyak cairan yang keluar. Kuhampiri Tante Girang XXX yang mulai menutup pintu-pintu tokonya. Saya bahkan ikut membantunya untuk mengemasi barang-barang.

Saya sebagian menit menunggu jemputan, terdengar telpon berdering. Saya kuangkat terbukti kendaraan beroda empat yang diterapkan menjemput diterapkan suaminya untuk ngantar tetangga pindahan. Kemudian saya bahkan menawarkan untuk mengantarkan ke rumah Tante Girang XXX dengan Impresa 95 kesayanganku.

Di dalam perjalanan, Tante banyak bercerita bahwa relasi lesbinya dengan Bu Lina telah 3 tahun, sebab Omku menyukai pulang malam (mabuk-mabukan, judi, nomor buntut, dan sebagainya) sehingga tak puas kalau dicumbu oleh Omku. Sesudah Bu Lina memang janda sebab suaminya minggat dengan wanita lain.

Saya di rumah Tante Girang XXX, suasananya memang sepi sebab si kecilnya kuliah dan Omku sedang menemani tetangga pindah rumah. Saya saya angkat-angkat barang ke dalam rumah, saya bahkan lalu pamitan berharap pulang terhadap Tante Girang XXX. Saya kaget, terbukti Tante Girang XXX bukannya memperkenankan saya pulang, tapi bahkan menarik tanganku menuju kamar Tante Girang XXX.

“Her.., Tante bantu dipuasin lagi ya Yang..!” pintanya sambil memelukku dan merekatkan kedua buah dadanya ke tubuhku.

Saya bahkan mengecup bibirnya yang terbuka dan mengulumnya dengan nafsu, demikian pula Tante Girang XXX. Kemudian dengan dorongan, jatuhlah tubuh kami berdua di kasurnya, dan dengan termotivasi kami saling menyentuh, menindih, merintih. Sampai akibatnya saya melepaskan maniku ke dalam genitalia Tante Girang XXX.

Saya bahkan pamitan pulang dengan mengecup bibirnya dan meremas susunya dengan lembut. Kemudian dari laci lemari diambilnya uang seratus ribuan, dan diberi kepadaku, “Untuk rahasia kita..!” katanya.

 Saya dikala ini lebih dari 2 tahun saya berprofesi di kios Tante Girang XXX, dan relasi badanku dengan Tante Girang XXX dan Bu Lina masih berlangsung. Dan yang menyenangkan merupakan Tanti, si kecil Bu Lina berharap kupacari, dan saya berharap menjadikannya sebagai istri

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © cerita sex - Devil Survivor 2 - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -