Popular Post

Popular Posts

Posted by : clarissaachan

Kenangan Sex Di Masa Sma Dulu


AgenPlaytech-Siang itu suasana di salah satu SMU negeri di Denpasar amat hiruk-pikuk oleh ramainya pengumuman bagi siswa kelas 3 yang akan mengakhiri hari terakhir mereka di sekolah tercinta. Salah seorang gadis yang berbaju abu-abu dengan rambut panjang ikut serta berjubel diantara kerumunan murid-murid lainnya. Ia bernama Udiyani siswa kelas 3 jurusan pariwisata, dengan tinggi yang 169 cm mempermudah bagi dirinya untuk memperhatikan papan pengumuman, tanpa seharusnya berada di kerumunan paling depan.

Udiyani ialah pacarku dikala saya masih berprofesi di sebuah travel agent di Bali, sebelum saya pindah ke Lombok untuk menjadi pemain musik di restoran. Dengan senyum kemenangan ia mendatangi saya yang sedang berdiri tidak jauh dari daerah parkir sepeda motor.

“Mas Adiet.. Saya lulus..,” teriaknya sembari memeluk saya.

Sesudah saya sambut dengan mengulurkan tangan dan mendekapnya erat.
“Syukur deh.. Sayang kau dapat lulus” ujarku ikut serta senang.

judi bola-Pantas agenda sebelum acara pengumuman, Udiyani mengajaku ke Kintamani sekiranya ia lulus. Sebagai ungkapan kegembiraannya atas berhasilnya ia menuntaskan masa SMU dengan bagus.

Tanpa menunggu waktu lagi saya dan Udiyani berangkat ke Kintamani, yang kebetulan siang itu udaranya cukup segar dan memang sebagai lokasi tamasya yang menawarkan panorama alam pegunungannya, Kintamani senantiasa adem, apalagi memasuki senja dinginnya hingga menikam tulang.

Di Baca Juga : Kecanduan Sex Dengan Adik Kandung Ku

Dengan mengendarai motor, saya mengerjakannya tanpa perlu terburu-buru, sebab saya nggak berkeinginan melewatkan ketika-ketika terindah berdua terlewatkan seperti itu saja. Tangan Udiyani memeluk pinggangku erat, adakalanya ia mencumbu belakang telingaku mesra. Tanpa terasa penisku yang berlapiskan celana jeans biru kesukaanku bergerak perlahan, menggambarkan gejolak kelakianku mulai terpengaruh dengan adanya cumbuan-cumbuan Udiyani yang lembut.

Perjalanan ke Kintamani lewat jalan yang berliku-liku, dikanan jalan ada panorama danau bedugul yang amat menawan dengan airnya yang bening, namun sayang petang itu udaranya agak berkabut, sehingga mengganggu jarak pandang kita.

DI Baca Juga : Main Dengan Putri Keraton

Saya dan Udiyani mempertimbangkan untuk stop sesaat, sambil merasakan udara petang itu di Sebuah restoran kecil di tepian jalan yang panoramanya lantas menghadap ke Danau Bedugul. Sambil mengorder minuman hangat, saya mengeluarkan sebatang rokok kesukaanku dan menyalakannya sesaat, sebelum saya menghisapnya dalam-dalam.

Saya dan Udiyani Duduk memilih duduk di daerah yang agak ke pojok, sebab kebetulan juga tempatnya cukup menguntungkan buat merasakan panorama ke Danau. Sesudah menunggu sebagian ketika minuman orderan kita malahan datang. Tanpa menunggu sebagian ketika, sebelum pelayan pergi Udiyani telah secara khusus dahulu meminumnya hal ini di karenakan udara pegunungan yang berkabut telah mulai terasa menikam tulang belulang.

Dengan lembut saya memeluk Udiyani yang nampaknya mulai kedinginan.

“Kau kedinginan sayang?” Tanyaku

“Iyah nih Mas..” katanya perlahan.

Sambil memeluk Udiyani saya membisikan kata-kata mesra.

“Adiet hangatkan yah sayang..!” kataku lembut di belakang alat pendengaran.

Udiyani cuma tersenyum manis, tanpa berkomentar sambil mengedipkan matanya petunjuk sepakat. Udara sepertinya amat menyokong sekali sehingga saya dan Udiyani kian rapat berpelukan. Saat ada keheningan sesaat diantara obrolan kita, tidak pernah saya melewatkan untuk mencium bibir Udiyani yang ranum tanpa terpoles lisptick.

“Ohh.. Mas..” desahnya dikala ciuman lembutku mengantarkannya menjulang.

Kemesraan kita di restoran tidak berlangsung lama, dikarenakan hari mulai memasuki senja. Sesudah membayar minuman yang kita pesan, saya menggandeng tangan Udiyani dengan mesra untuk meninggalkan restoran dan mencari penginapan di sekitar Kintamani yang memang telah dekat dari restoran hal yang demikian.

Tidak lama bersela saya menemukan sebuah hotel yang tempatnya seperti itu layak berdasarkan kita berdua.
Di Hotel itu tersedia restaurant yang pada malam harinya memperkenalkan acara live accustic musik.
Sengaja saya memilih Hotel yang ada fasilitasnya seperti itu, sebab saya juga pemain musik di restoran yang posisiku di band pemegang rythm sekalian vokal.

Sesudah urusan dengan resepsionist selesai, saya mengajak Udiyani berjalan ke arah kamar. Kamar kami amat romantis, di depan ada taman dan pancuran air kecil dari sumber mata air sekitar Kintamani dan ada daerah duduknya yang di hiasi lampu temaram. Di dalam kamar saya lantas rebahan di daerah tidur, sebab perjalanan kita dari denpasar sedikit melelahkan membikin pegal-pegal di persendian.

“Mas.. Saya berkeinginan mandi dahulu yah,” katanya.

“Ntar keburu kedinginan, kini aja mulai terasa nih udaranya,” sahutnya lagi.

“Bila seperti itu kita sekaligus aja mandi bareng,” godaku.

“Boleh.. Siapa takut..” tantangnya kemudian.

Dengan berlari kecil saya mengejar Udiyani yang telah hingga di depan kamar mandi. Setibanya di dalam kamar mandi, saya lantas membuka kaosku dan cuma mengenakan celana pendek.

“Sayang.. Ini kan hari senang kau sesudah kau lulus” kataku kemudian.

“iya saya tahu itu.. Langsung mengapa sayang?”tanya Udiyani mesra.

“Saya berharap memanjakan kau dengan metode memandikan kau mulai dari menggosok semua tubuh kau, menyabuninya dan menyirami dengan shower,” kataku lagi.

“Muachh..” langsung Udiyani mencium bibirku lembut.

“Makasih sayang.. Kau telah manjain saya,” sahutnya lagi.

Dengan lembut saya mulai membuka seragam SMU Udiyani yang masih dikenakan ketika itu. Di mulai dari hemnya saya buka kancing atasnya secara pelan, sambil saya memandangi wajahnya yang manis serta dengan senyumnya yang penuh pesona. Sesudah kancing kedua saya buka, karenanya terpampanglah estetika bukit payudaranya yang berukuran 36b itu mencuat keluar kontras dengan branya yang berwarna hitam. Saya memecahkannya dengan kancing terakhir, sembari saya mencium kecil bukit payudaranya yang lembut.

Tinggallah rok abu-abunya yang belum saya sentuh. Sesaat saya mencium kembali bibirnya yang menantang dengan sorot matanya yang pasrah. Kembali dengan pelan saya membuka rok Udiyani, yang saya awali dengan menurunkan ziper di belakangnya.

“Srett..” suara ziper roknya dikala saya turunkan.

Dengan sekali rengkuh, terlepaslah rok Udiyani meraba lantai. Udiyani ketika itu mengenakan CD warna hitam juga, yang dikombinasikan renda di pinggir dan di komponen tengahnya, sehingga terpampanglah dengan transparan rerumputan hitam lebat via renda Cdnya.

Dengan kedua tangan saya melanjutkam menurunkan CD hitamnya dan terpampanglah panorama yang membikin saya menelan air liur sebagian ketika dan membikin kelakianku terpengaruh. Celana pendek yang saya kenakan sudah nampak sebelum saya melucuti bajunya, ditambah lagi kini ia telah telanjang bulat di depanku.

Dengan lembut saya mulai menyiramkan air dari shower ke semua tubuhnya. Sesudah saya lanjutkan dengan mulai menyabuni punggungnya, pinggulnya yang bahenol, serta betisnya yang tahapan. Sesudah membikin Udiyani menggelinjang perlahan.

“Ohh.. Mas..” desahnya perlahan.

Sesudah komponen belakang selesai saya sabuni, tinggallah komponen depan yang membikin kelakianku kian menggelegak. Saya mulai menggosok komponen lehernya secara khusus dulu, sebab saya tahu, komponen ini yakni komponen yang cukup peka di samping komponen peka yang lainnya yang ada di tubuh Udiyani.

Sesudah tanganku mulai menyentuh sedikit demi sedikit leher tahapan nan mulus miliknya, dengan telapak tanganku yang penuh dengan busa sabun. Saya terdengar desahan lembut Udiyani yang merasakan tiap-tiap gerakan tanganku yang menyusuri permukaan kulit halusnya.

“Ohh.. Mas,” desahnya lembut.

Kemudian tanganku bergerak turun ke arah dadanya yang membusung dan licin sembari kembali menuangkan sabun cair di sekitar payudaranya sekalian ke putingnya yang mulai nampak keras. Sengaja gerakan tanganku di dadanya sedikit melambat, hal ini saya lakukan sekalian menyabuni dan menstimulus payudaranya secara lembut.

Kembali desahan lembut terdengar olehku.

“Ohh.. Mas.. Teruskan”desahnya dengan mata terpejam.

Sesudah cukup bermain di komponen dadanya, kembali tanganku bergerak turun ke arah perutnya yang datar yang cuma sebagian ketika lamanya. Dan usai di tempat yang berambut lebat nan hitam, namun tersusun dengan rapi menyerupai wujud CD. Saya menuangkan sedikit shampoo ke tanganku, kemudian saya lanjutkan dengan menggosok bukit vaginanya dengan lembut. Sesudah tanganku meraba clitorisnya lembut yang memunculkan sensasi tersendiri buat Udiyani.

“Ssshshshshsh..” desisnya perlahan.

Tidak lama saya lanjutkan untuk menggosok untuk lebih ke bawah lagi merupakan di komponen pangkal pahanya yang mulus dan saya menuntaskan tugas terakhir memandikannya di komponen betisnya yang bak bulir padi itu. Sesudah segala komponen tubuh Udiyani penuh dengan busa sabun, kembali saya menyiraminya dengan gagang shower ke semua permukaan tubunya untuk tahap akhir, sebelum saya mencumbu tubuhnya.

“Thanks ya.. Mas.. telah di manjain,” katanya perlahan.

“Dengan bahagia hati kok sayang.. Saya lakukan buat kau,” jawabku mesra.

Kemudian saya memeluk tubuh Udiyani mesra, sembari membimbingya untuk duduk di pinggiran bathtub.
Dan berikutnya saya nyalakan kran airnya. Sembari menunggu airnya penuh, saya jongkok di depannya yang lagi duduk sembari menaikkan salah satu kakinya di pinggiran bathtub. Lidahku mencumbu semua permukaan kakinya yang kemudian saya lanjutkan dengan menghisap lembut jemari kakinya yang lentik dan wangi itu.

Udiyani terpejam mendapatkan perlakuanku yang seperti itu lembut, sehingga melambungkan nafsunya yang memang telah amat terstimulus semenjak permulaan. Lidahku begerak naik menyusuri betisnya yang tahapan dan usai di pahanya yang mulus. Gerakan lidahku kian liar melainkan lembut, sesudah hingga di pangkal pahanya. Saya menjulurkan lidahku kembali ke arah lekukan pangkal pahanya dan hal ini berdampak sekali untuk tubuh Udiyani mendapatkan stimulus dariku.

Dengan kedua tanganku saya mulai menyibak vaginanya yang wangi-wangiannya khas sekali, dan kemudian saya julurkan lidahku yang berair ke permukaan clitorisnya yang mulai nampak perlahan. Kembali tubuh Udiyani mengelinjang perlahan penuh kenikmatan mendapatkan perlakuan ini.

“Hekk.. Sshh.. Mas,” desahnya tidak teratur.

Saya tahu jikalau Udiyani seperti itu merasakan dan suaranya parau melainkan terdengar cukup sensual. Sesudah dengan gerakan mantap saya julurkan lidaku menerobos liang vaginanya yang mulai berair oleh lendir kenikmatan yang keluar dari vaginanya. Tiba-tiba gerakan tangan Udiyani seperti itu pesat merengkuh belakang kepalaku dan menariknya untuk lebih dalam ke permukaan vaginanya.

“Ohh.. Mas.. Saya berkeinginan keluar,” teriaknya kecil.

Tanpa stop gerakan lidahku terus menerobos kian ke dalam dan ini memunculkan sensasi yang lebih hebat untuknya dan di akhiri dengan teriakannya yang panjang.

“Ohh.. Mass..” Udiyani mendesah lembut.

Sesudah menempuh orgasmenya yang kesekian kalinya, saya memberikan peluang buatnya untuk rehat sebentar, sambil saya berdiri menutup kran air yang terbukti telah penuh. Kemudian saya berjalan ke pinggiran bathtub dan duduk disamping Udiyani untuk mencumbunya kembali. Sesudah tubuh Udiyani merosot ke bawah ke arah selangkanganku dan dengan gerakan lembut mulutnya melahap ujung penisku yang memang telah amat keras dari permainan permulaan.

Lidahnya bermain dengan perpaduan hisapan dan liukan ujungnya di rongga mulut miliknya yang imut. Saya mendesah lembut mendapatkan perlakuannya ini.

“Ohh.. Sayang.. Perlahan sekali,” desahku dengan napas terbendung.

Sesudah dengan lembut saya angkat tubuhnya dan memeluk pinggangnya untuk membelakangiku. Dengan lembut tanganku meremas payudaranya dari belakang dan menarik tubuhnya untuk mengambil posisi duduk. Udiyani melebarkan kakinya sembari jemari tangannya yang lentik mengendalikan batang penisku dan menasihatinya ideal di lubang vaginanya yang telah berair oleh lendir. Sesudah Udiyani menurunkan pinggulnya secara lembut, karenanya melesaklah semua batang penisku yang telah menempuh ereksi optimal.

“Ohh.. Shhss,” desah kami beriringan.

Sesudah penisku menembus komponen dalam vaginanya. Tanganku kembali meremas kedua payudaranya dari belakang dan lidahku menjilati punggungnya yang penuh dengan butir-butir air. Jemari tanganku yang kiri memilin ujung putingnya yang keras dan ini membikin bibirnya mendesah perlahan.

“Ssshh..” desahnya penuh erotis.

Sementara tangan kananku menarik wajahnya mendekat ke wajahku. Saya mengulum bibirnya yang masih terbuka membendung enak dengan lembut. Udiyani tidak tinggal membisu dengan menggerakkan pinggulnya memutar seirama dengan gerakan pinggulku yang menghujam vaginanya lebih dalam.

Desahan dan teriakan kecil diantara romansa kami adakalanya terdengar. Dan ini memunculkan kesan erotis tersendiri buat kita. Sesudah sebagian ketika lamanya adegan ini berlangsung. Tiba-tiba tubuh Udiyani bergetar dan kian pesat gerakan pinggulnya.

“Mas.. Saya berkeinginan keluar,” teriaknya.

“Kita keluarkan bersama sayang..” sahutku

“Saya juga berkeinginan keluar nih,” timpalku lagi.

Kembali tanganku menarik wajahnya dan mengulum bibirnya dengan lembut. Dan tanganku satunya memilin ujung puting payudaranya. Dengan erat saya memeluk tubuhnya seperti itu saya menikmati cairan hangat menyirami batang penisku. Dan tidak berlangsung lama penisku juga menyemburkan air mani ke dalam rongga vaginanya.

“ohh.. Mass.. Saya keluar,” teriaknya bergetar.

“Saya juga.. Sayangg..” dengan napas tidak teratur.

Masih dengan posisi saya memeluk tubuhnya dari belakang saya mengulum bibirnya kembali hingga tetes terakhir spermaku dan di akhiri dengan mengecilnya penisku di dalam organ intim wanita Udiayani. Percintaanku dan Udiyani berlangsung kembali sesudah acara makan malam di restoran yang malam itu pengunjungnya cukup ramai.

Selama makan malam berlangsung saya memilih meja yang meghadap lantas ke pentas dan ada di deretan tengah agak di ujung. Di atas meja saya nyalakan sebatang lilin untuk mengantar makan malam kami. Malam itu kian berkesan buat Udiyani, sebab saya mendonasikan sebuah nyanyian karanganku di acara live musik di restoran hal yang demikian untuk dirinya yang sengaja khusus buat dirinya.

Begitulah kisah cintaku yang hingga ketika ini saya masih menyimpanya di dalam hati sebagai kenangan yang manis di dalam hidupku.



Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © cerita sex - Devil Survivor 2 - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -