Popular Post

Popular Posts

Posted by : clarissaachan


Agen Playtech-Cerita ini dimulai dari ingatanku waktu dahulu masih sekolah, pasti ada saja salah satu guru yang menjadi unggulan. Inilah yang melatar belakangi Cerita Sex Panas yang akan aku ceritakan untuk anda segala. Mungkin banyak juga yang menjagokan ibu guru, apalagi ibu guru indah, dan menyukai berpenampilan seksi, jadi pengen ngentot ibu guru kan, dari mulanya menghayal sampailah pada onani , okelah ini yakni cerita dewasa seputar pengalaman murid yang dapat bercumbu dengan ibu guru nya sendiri, cerita sex hot dan mungkin akan membikin anda senat senut. Mungkin . bukan cerita seks ibu dosen, melainkan cerita seks ibu guru.

Sebagai siswa sebuah SMU Swasta, saya bukanlah murid yang mahir melainkan juga tak bodoh-bodoh benar-benar. Lazim-lazim saja. Tak dapat dibanggakan. Yang dapat saya banggakan yakni wajahku yang tampan dengan format tubuh yang atletis. Tinggi jangkung dan berat yang berimbang. Dan paling saya banggakan yakni ukuran kemaluanku yang luar lazim besarnya, panjangnya 22 cm dengan diameter 5 cm. Membikin dengki sahabat laki-lakiku.

AGEN SLOT-Namaku Doni, cukup familiar di sekolahku. Mungkin sebab saya jahil dan tak jarang berganti-ganti cewek. Banyak sahabat sekolahku yang pernah saya tiduri. Mereka tergila-sinting sesudah merasakan jalan tolku yang luar lazim dan bendung lama jika bersetubuh.

Petang itu, sesudah segala pembelajaran selesai saya bergegas pulang kerumah. Segala buku-buku telah kumasukkan kedalam ransel. Kustart sepeda motorku menuju jalan raya. Tetapi di tengah perjalanan saya baru ingat, pulpenku ketinggalan di dalam kelas. Dengan tergesa-gesa saya balik lagi ke sekolahku. Sesudah mengambil kembali pulpenku, saya berjalan lagi menuju parkir sepeda motorku. Untuk menempuh daerah parkir, saya sepatutnya via ruangan guru.
Dikala via ruangan guru-guru, saya mendengan bunyi mendesah-desah disertai rintihan-rintihan kecil. Saya penasaran dengan bunyi-bunyi itu. Saya mendekati pintu ruangan, bunyi-bunyi itu kian keras. Saya kian penasaran dibuatnya. Kubuka pintu ruangan, dengan berjalan mengendap-endap, saya mencari tahu darimana datangnya bunyi-bunyi itu. Seperti mendekati ruangan Bu siska, saya kaget. Disana kulihat Bu Siska, guru bahasa Inggrisku yang sudah setahun menjanda, sedang bercinta dengan Pak Rio, guru olahragaku, dalam posisi berdiri.


Bibir mereka saling cium. Lidah mereka saling sedot. Tangan Pak Rio meremas-remas bokong Bu Siska yang padat, padahal tangan Bu Siska melingkar dipinggang Pak Rio. Mereka yang sedang asik tidak tahu akan kehadiranku. Saya mendekati arah mereka. Saya membungkukkan badan dan ngumpet dibalik meja, mengintip mereka dari jarak yang amat dekat.

Mereka menyudahi bercinta, kemudian Pak Rio duduk dipinggir meja, kakinya menjuntai kelantai. Bu Sisca berdiri didepannya. Bu siska mendekati Pak Rio, dengan buasnya ia menarik celana panjang Pak Rio. Tidak tertinggal celana dalam Pak Rio juga diembatnya. Sampai Pak Rio separuh telanjang. Bu Siska menguru-urut jalan tol Pak Rio. jalan tolnya yang tak seperti itu besar, sedikit demi sedikit menegang. Bu Siska membungkukkan tubuhnya, sampai wajahnya ideal diatas selangkangan Pak Rio. jalan tol Pak Rio diciuminya.

“Isep.. sayang.. isep.. jalan tolku” suruh Pak Rio.
Bu Siska tersenyum mengangguk. Ia mulai menjilati kepala jalan tol Pak Rio. Terus turun kearah pangkalnya. Bu Siska amat mahir memainkan lidahnya dijalan tol Pak Rio.
“Oohh.. enakk.. sayang.., truss.., truss”.

Pak Rio mengerang saat Bu Siska mengulum jalan tolnya. Segala batang jalan tol Pak Rio masuk kemulutnya. jalan tol Pak Rio maju mundur didalam mulut Bu Siska. Tangan Bu Siska mengurut-urut buah pelirnya. Pak Rio menikmati sedap yang luar lazim. Matanya merem melek. Bokongnya diangkat-angkat. Saya amat terstimulasi mengamati panorama itu. Kuraba-raba jalan tolku yang menegang. Kubuka retsleting celanaku.Kukocok-kocok jalan tolku dengan tanganku. Birahiku memuncak. Mau rasanya saya bergabung dengan mereka, melainkan harapan itu kutahan, menunggu ketika yang ideal.

Lima belas menit berlalu, Pak Rio menarik dan menjambak kepala Bu Siska.
“Akhh.., akuu.. mauu.., ke.. keluar sayang” Pak Rio menjerit histeris.
“Keluarin aja sayang, saya berharap meminumnya” sahut Bu Siska.
Bu Siska tidak mempedulikannya. Kian pesat dikulumnya jalan tol Pak Rio dan tangan kanannya mengocok-ngocok pangkal jalan tol Pak Rio seirama kocokan mulutnya. jalan tol Pak Rio berkedut-kedut, otot-ototnya menegang.

Dan crott! crott! crott! Pak Rio menumpahkan spermanya didalam mulut Bu Siska. Bu Siska meminum cairan air mani itu. jalan tol Pak Rio terus dijilatinya, sampai semua sisa-sisa air mani Pak Rio bersih. jalan tol Pak Rio kemudian mengecil didalam mulutnya.

Pak Rio yang telah menempuh orgasme kemudian turun dari meja.
“Kau puas sayang dengan serviceku” tanya Bu siska.
“Puas sekali, kau pitar sayang” puji Pak Rio sambil tersenyum.
“Gantian sayang, kini giliranmu memberiku kepuasan” pinta Bu Siska.
Bu Siska melepaskan gaunnya, juga baju atasnya, sampai ia telanjang bulat. Astaga terbukti Bu Siska tidak mengaplikasikan apa-apa dibalik gaunnya. Saya bisa mengamati dengan terang lekuk tubuh mulusnya, putih bersih, ramping dan sexy dengan buah dada yang besar dan padat, juga format tempenya yang cantik dihiasi bulu-bulu yang dicukur tipis dan rapi.

Bu Siska kemudian naik keatas meja, kakinya diselonjorkan kelantai. Pak Rio mendekatinya. tempe Bu Siska diusap-usp dengan tangannya. Jari-jarinya dimasukkan, mencucuk-cucuk tempe Bu Siska. Bu Siska menjerit sedap.
“Isep sayang, isep tempeku sayang” pinta Bu Siska menghiba.
Pak Rio menurunkan wajahnya mendekati selangkangan Bu Siska. Lidahnya dijulurkan ketempe Bu Siska. Disibaknya bibir tempe Bu Siska dengan lidahnya. Pak Rio mulai menjilati tempe Bu Siska.
“Oohh.. truss.. sayang.., jilatin terus.., akhh” Bu Siska mendesah.
Pak Rio dengan lihainya memainkan lidahnya dibibir tempe Bu Siska. Dihisapnya tempe Bu Siska dari komponen luar kedalam. tempe Bu Siska yang merah dan berair dicucuk-cucuknya. Kelentitnya disedot-sedot dengan mulutnya.
“Oohh.., enakk.., truss.., truss.., sayang” jerit Bu Siska.

Hampir semua komponen tempe Bu Siska dijilati Pak Rio. Tanpa sejengkalpun dilaluinya.
“Akkhh.., akuu.. mauu.. ke.. keluar.. sayang” erang Bu Siska.
tempenya berkedut-kedut. Otot-otot tempenya menegang. Dijambaknya rambut Pak Rio, dibenamkannya keselangkangannya.
“A.. akuu.., keluarr.., sayang” Bu Siska menjerit histeris saat menempuh orgasme. tempenya amat berair oleh cairan spermanya. Pak Rio menjilati tempenya sampai bersih.

“Kau puas Sis?” tanya Pak Rio ********
“Belum! Entot saya sayang, saya berharap menikmati jalan tolmu” pinta Bu Siska.
“Maaf Sis! Saya tidak dapat, saya sepatutnya pulang”.
“Nanti istriku curiga, saya pulang petang” sahut Pak Rio menolak.
“Kau penakut Rio! Diberikan nikmat aja takut!” kata Bu Siska sebal.
Matanya meredup, memohon pada Pak Rio. Pak Rio tidak mempedulikannya. Ia mengenakan celananya, kemudian berlalu meninggalkan Bu Siska yang menatapnya sambil memohon.

Ini kesempatanku! Pikirku dalam hati. Nafsu birahiku yang telah memuncak mengamati mereka saling isap, berharap disalurkan. Sesudah Pak Rio berlalu, kudekati Bu Siska yang masih rebahan diatas meja. Kakinya menggantung ditepi meja. Dengan hati-hati saya berjalan mendekat. Kulepaskan pakaian seragamku, juga celanaku sampai saya telanjang bulat. jalan tolku yang telah menegang, mengacung dengan bebasnya. Hingga didepan selangkangan Bu siska, tanganku menyentuh-raba paha mulusnya. Rabaanku terus keatas kebibir tempenya. Ia melenguh. Kusibakkan bibir tempenya dengan tanganku. Kuusap-usap bulu tempenya. Kudekatkan mulutku keselangkangannya. Kujilati bibir tempenya dengan lidahku.

“Si.. siapa.., kau” hardik Bu Siska saat tahu tempenya kujilati.
“Hening Bu! Aku Doni murid Ibu! Aku Mau memberi Ibu kepuasan seperti Pak Rio” sahutku penuh nafsu.
Bu Siska tak menyahut. Merasa memperoleh angin segar. Saya kian berani saja. Nafsu daya seksualitas Bu Siska yang belum tuntas oleh Pak Rio membuatnya mendapatkan kehadiaranku.

Saya melanjutkan aktivitasku menjilati tempe Bu Siska. Lubang tempenya kucucuk dengan lidahku. Kelentitnya kusedot-sedot.
“Oohh.., truss.. Don.., truss.. isep.. sayang” pintanya memohon.
Hampir tiap-tiap jengkal dari tempe Bu siska kujilati. Bu Siska mengerang membendung nafsu daya seksualitasnya. Kedua kakinya terangkat tinggi, menjepit kepalaku.

Lima belas menit berlalu saya menyudahi aktivitasku. Saya naik keatas meja. Saya berlutu diatas tubuhnya. jalan tolku kuarahkan kemulutnya. Kepalanya telentang. Mulut terbuka menyambut ketidakhadiran jalan tolku yang tegang penuh.
“Wow! Gede sekali jalan tolmu!” katanya sedikit kaget.
“Isep Bu! Isep jalan tolku!” pintaku.

Bu Siska mulai menjilati kepala jalan tolku, terus kepangkalnya. Trampil sekali ia memainkan lidahnya.
“Truss.. Buu.. teruss.., isepp” saya mengerang menikmati sedap.
Bu Siska menghisap-isap jalan tolku. jalan tolku keluar masuk didalam mulutnya yang penuh sesak.

“Akuu.. tidak.., tahann.., sayang! Entot saya sayang” pintanya.
“Ya.., ya.. Buu” sahutku.
Saya turun dari meja, berdiri diantara kedua pahanya. Kugenggam jalan tolku, mendekati lubang tempenya. Bu Siska melebarkan kedua pahanya, menyambut jalan tolku. Sedikit demi sedikit jalan tolku menjelang lubang tempenya. Kian lama kian dalam. Sampai seluruhnya amblas dan terbenam. tempenya penuh sesak oleh jalan tolku.
Saya mulai mengerakkan pantatku maju mundur. Klecot!Klecot! Bunyi jalan tolku saat bertarung dengan tempenya.
“Ooh.., nik.. matt.., sayang.., truss” Bu Siska mendesah.

Kuangkat kedua kakinya kebahuku. Saya bisa mengamati dengan terang jalan tolku yang bergerak-gerak maju mundur.
“Ooh.., Buu.., enakk.. banget.., tempemu.., hangat” desahku.

Sekitar tiga puluh menit saya menggenjotnya, kurasakan tempenya berkedut-kedut, otot-ototnya menegang.
“Akuu.., tidak.. bendung.., Don, saya.. berharap.. keluarr” jeritnya.
“Bendung.. Buu.., saya.. masih tegang” sahutku.
Ia bangun duduk dimeja mengatur pinggangku erat-erat, mencakar punggungku.
“Akkhh.., akuu.. keluar” Bu Siska menjerit histeris.
Napasnya memburu. Dan kurasakan tempenya amat berair, Bu siska menempuh orgasmenya. Ibu guruku yang telah berumur 37 tahun menggelepar menikmati nikmatnya kusetubuhi.

Saya yang masih belum keluar, tidak berharap rugi. Kucabut jalan tolku yang masih tegang. Kuarahkan kelubang duburnya. Kedua pahanya kupegang erat.
“Ja,.jangan.., Don” teriaknya saat kepala jalan tolku meraba lubang duburnya.
Saya tidak memperdulikannya. Kudorong pantatku sampai separuh batang jalan tolku masuk kelubang duburnya yang sempit.
“Aow! Sakitt.. cabutt.., Don.., saya.. sakitt.. jangan” teriaknya keras.
Kusodok terus sampai semua batang jalan tolku amblas. Kemudian dengan pelan melainkan pasti kugerakkan pantatku maju mundur.

Teriakan Bu Siska mengendor. Berganti dengan desahan-desahan dan rintihan kecil. Bu Siska telah dapat merasakan sentuhan jalan tolku dianusnya.
“Jadi dicabut ngga Bu” candaku.
“Jangan sayang, nikmat banget” katanya sambil tersenyum.

Kusodok terus lubang duburnya, kian lama kian pesat. Bu Siska menjerit-jerit. Kata-kata kumal keluar dari mulutnya. Saya kian mempercepat sodokanku saat kurasakan akan menempuh orgasme.
“Buu.., akuu.. mauu.. ke.. keluarr” saya melolong panjang.
“Akhh.. akuu juga sayang” sahutnya.

Crott! Crott! Crott! Saya menumpahkan air mani yang amat banyak dilubang duburnya. Kutarik jalan tolku. Kuminta ia turun dari meja untuk menjilati jalan tolku. Bu Siska menurutinya. Ia turun dari meja dan berlutut dihadapanku. jalan tolku dikulumnya. Sisa-sisa spermaku dijilatinya hingga bersih.

“Kau hebat Don, saya puas sekali” pujinya.
“Saya juga Bu” sahutku.
“Baru kali ini tempeku disusupi jalan tol yang amat besar” katanya.
“Ibu berharap khan terus menikmatinya” kataku.
“Tentu sayang” jawabnya sambil berdiri dan mencium bibirku.

Kami beristirahat sehabis merengkuh kenikmatan. Kenikmatan berikutnya kudapatkan dirumahnya. Bu Siska, guruku terbukti hyperseks. Ia kuat sekali ngentot. Satu malam dapat hingga empat kali

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © cerita sex - Devil Survivor 2 - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -