Popular Post

Popular Posts

Posted by : clarissaachan




AgenPlaytech-Kejadian ini hakekatnya terjadi tahun 1999, bertepatan dengan ulang tahun pacarku yang ke 20. Pacarku bernama Marini, ia wanita blasteran Menado-Belanda. Tentu saja wajahnya benar-benar menawan, ukuran tubuhnya yaitu, tinggi 172 cm, berat 55 kg, payudara 38B. Payudaranya benar-benar seksi dan besar, belum lagi kulitnya yang putih bersih. Pokoknya ia cakap membikin aku gemetaran. Saya sendiri berumur 25 tahun, ciri-ciriku yaitu, tinggi 178 cm, berat 68 kg, kulitku sawo matang, dan saya berasal dari Jawa. Hakekatnya saya benar-benar mujur menerima Marini, namun selama 4 bulan pacaran, saya tak pernah merabanya lebih jauh. Saya cuma menberikan kecupan dan pelukan, aneh bukan..? Melainkan itu segala sebab gaya pacaranku memang demikian. Saya tak berkeinginan merusak pacarku sendiri.

Marini kekasihku yaitu wanita yang total. Ia senantiasa menerapkan pakaian-pakaian ketat dan terbuka. Tentu saja keseksian tubuhnya akan nampak terang dan membikin segala pria berkeinginan melahap tubuhnya, apalagi saya sebagai pacarnya. Orang-orang pasti berdaya upaya bahwa saya pernah menyetubuhinya. Itu segala tak benar, sebab saya senantiasa membatasi diriku dan senantiasa menolaknya seandainya ia mulai menggodaku dan bermesra-mesraan denganku. Penolakan itu terbukti berdampak fatal, sebab Marini mulai gencar mengerjakan gaya-gaya yang membuatku bergairah. Saya mulai merasa ia menjadikanku target kepenasarannya. Mungkin sebab sikap dinginku kepadanya. Saya dapat memandang dengan terang kedua mata cantiknya itu seakan memelas supaya saya ingin merabanya dan membawanya ke surga kenikmatan. Melainkan konsisten saja saya tepis.

Sampai kesudahannya, dikala Marini akan berulang tahun dan merayakannya cuma denganku. Ia menyuruhku datang ke villa keluarganya, tentu saja tak ada siapa-siapa selain asistennya. Lalu pada malam harinya, saya datang dengan membawa seikat bunga untuk Marini. Asistennya mempersilahkan saya duduk di ruang tengah, sementara itu ia memanggil Marini majikannya. Tiba-tiba dalam kesendirianku, saya dikagetkan dengan kecupan yang mendarat di pipi kananku dari belakang.
“Eh.., udah datang..!” sebut Marini sambil duduk di sebelahku.

“Iya.., met ultah sayangku..” jawabku sambil memberikan bunga yang kubawa untuknya.
Kedua mataku sibuk melihat Marini, sebab penampilanya sungguh luar umum. Ia menawan sekali dengan baju sackdress-nya. Saya tak mempedulikan ocehan Marini, sebab konsentrasiku sekarang pada tubuhnya yang sexy. Saya tahu jika Marini tak menerapkan BH sebab putingnya tercetak terang. Hampir saja saya menggigit lidahku sebab disuguhkan panorama seperti itu.
Marini yang terdiam terbukti memperhatikanku dan tersenyum genit.

agenslott-Ia mendekatiku dan membisikkan kata-kata, “Saya akan memberikannya padamu sayangku..”
Ucapannya itu membikin saya berdegub-debar. Kemudian Marini berjongkok di antara kedua kakiku. Saya dapat memandang pahanya yang mulus dan CD-nya yang berwarna cream tersembul disana. Saya terhipnotis, dan tanpa kusadari batang kemaluanku mulai hidup. Marini membuatku edan sebab ia mulai mengusap-usap batang kejantananku dari balik celanaku. Melainkan usapannya itu sudah cakap membangkitkan batang kejantananku yang kian tegang.

Marini mulai membuka resleting celanaku, dan nampaklah kepala batang kejantananku yang telah keluar dari CD-ku. Marini terus menarik celanaku dan CD-nya, sampai saya telanjang. Saya menikmati tanganya yang halus mulai mengusap-usap batang kejantananku.
“Uh..” saya menikmati getaran kenikmatan sudah timbul.
Kemudian Marini mengulumnya, menjilatinya dari ujung sampai pangkal batang kemaluanku. Saya mulai tak bendung, nafasku memburu ketika kocokan-kocokan mulutnya mulai beraksi. Kedua tanganku meraba payudaranya dan saya mulai meremasnya.
“Akhh..” saya mendesah tak karuan.

Marini memang jago, ia menghisap kontolku dengan kuat.
“Slurrpp.. slurrpp.. ” yang membuatku kian edan.
Kuelus-elus tengkuknya dengan tangan kiriku, sedangakan tanganku yang kanan masih meremas-remas payudaranya. Saya merasakan perlakuannya sampai saya merasa akan mengeluarkan sesuatu.

“Sayang.. saya ingin keluar..” ucapku padanya.
Marini seakan paham, ia menghisap batang kejantananku dengan pesat dan, “Akh.., Crot.., crott.., crott..” terlontarlah spermaku di dalam mulutnya.
Tanpa merasa jijik, ia menelannya. Kemudian ia mulai membersihkan kejantananku dengan jilatan-jilatannya. Cerita Hot
Sesudah bersih, Marini bangkit dan mendorongku ke sofa untuk bersandar. Kemudian ia mulai menciumku, saya malah membalasnya. Kupagut bibirnya yang sensual itu sambil kuelus punggungnya. Saya memainkan lidahku di dalam mulutnya. Kusandarkan tubuhnya di sofa, dan saya lantas turun dan berjongkok pas di antara kedua pahanya yang telah dibuka Marini lebar-lebar. Kuciumi Marini terus menerus, kemudian lehernya kujilati dengan lembut.



bandarslot-“Ahh.. ahh..” desahan-desahan mulai keluar dari bibirnya.
Saya menarik resleting pakaiannya dan kuturunkan, sampai nampaklah payudara 38B-nya yang luar umum itu. Saya tak tinggal membisu, saya mulai menjilatinya.
“Slurrpp.. slurrpp.. ssh..”
Saya cium payudaranya yang besar itu, “Cup.. cup..”
Marini mengeluarkan lenguhan-lenguhan kenikmatan, “Oh.., oh.. sayang..”
Saya teruskan dengan menghisap payudaranya kuat-kuat.
Marini mendesis, “Ohh..,” sambil menjambak rambutku.
Kemudian kupilin-pilin putingnya yang telah keras itu.
“Ohh.., akhh.., sshh..” nampaknya Marini menikmatinya.
Saya mulai turun ke CD-nya, kuturunkan berikut dengan bajuku juga. Sampai nampaklah vaginanya yang telah berair. Saya lantas menjilatinya.

“Slurrpp.., slurrpp.., oh.. oh..” desahan Marini membikin saya kian tegang.
Kuteruskan jilatanku, kumainkan lidahku di dalam liang kewanitaannya.
“Akhh..,” jeritannya yang beriringan dengan pahanya yang menjepit kepalaku dengan kuat.
Tubuhnya bergerak kesana kemari. Saya tak memperdulikannya dan terus menjilatinya. Kuhisap dan kusedot liang kenikmatannya yang telah berair itu dengan kuat-kuat. Kemudian klitorisnya kuemut dengan kuat.
“Okhh.., ohh..,” lenguhnya panjang, “Sayang.., masukkan.., masukkan..!” pinta Marini memohon.
Saya tak menyia-nyiakannya, kuludahi batang kejantananku dengan air liurku dan kuarahkanpada liang senggamanya yang telah banjir oleh cairan kewanitaanya.
“Ohh.., aoohh..” Marini mendesah tak karuan ketika kepala kejantananku kugesek-gesekkan di bibir vaginanya.
Kemudian kudorong batang keperkasaanku untuk masuk lebih dalam, namun Marini berteriak, “Sayang.., sakitt..” wajahnya meringis kesakitan.

Saya menenangkannya dan mulai memasukkanya lagi tanpa mempedulikan jeritan-jeritan dari bibir Marini.
“Bless.., ss.. ohh..” saya membisu tak bergerak ketika batang kemaluanku telah terbenam dalam liang senggamanya.
Sesudah Marini sedikit hening, saya mulai menarik sedikit batang kejantananku.
“Akh.., akh..” Marini terus merintih.

Saya sendiri sedang menikmati nikmatnya jepitan bibir vaginanya yang membikin batang keperkasaanku berdetak-detak tak karuan. Kumulai memaju-mundurkan batangku di dalam liang senggamanya. Masuk, keluar, masuk, keluar.
“Ohh.., sedap.. okhh..” itulah kata-kata yang kutangkap dari bunyi-bunyi yang Marini keluarkan.
Kami mulai terbiasa melaksanakannya, pinggul Marini terus bergoyang kesana kemari dengan teratur. Gerak maju mundur batang kejantananku mulai kupercepat.

“Akh.., oh.., sayang.. Saya ingin keluar..!” teriak Marini.
Kecepatanku kunaikkan 2 kali lipat, sebab saya sendiri malah mengalami hal yang sama dengannya.
Dan kesudahannya, “Crot.., crott.., crott..”
Kami berteriak keras sambil berpelukan, “Aakhh..”
Kami menempuh orgasme beriringan.

Dengan sisa-sisa tenagaku yang terakhir, kubopong tubuh Marini dan kubawa masuk ke kamarnya. Kubaringkan tubuhnya di atas daerah tidur dan saya mulai menciumi bibirnya dengan penuh nafsu. Kedua tanganku meremas-remas payudaranya dengan kuat. Kumainkan lidahku di putingnya. Marinimendesah kenikmatan, napasnya mulai tak beraturan. Saya meneruskan jilatanku di payudaranya, kuputar ke kiri serta ke kanan, kuhisap kecil.

“Okh..,” rintihanya membuatku kian menggebu-gebu.
Kutarik putingnya dengan bibirku.
“Okh..,” Marini terus mendesah, kedua tanganya mengelus-elus punggungku.
Saya kian bernafsu, kubuka mulutku lebar-lebar dan kuhisap payudara kanannya.
“Slurrpp.., slurpp..” terdengar bunyi kenikmatan dari hisapanku, meski tanganku yangsatunya meremas-remas payudara kirinya dengan kasar.

Saya memandang kedua mata Marini yang terpejam. Melainkan bibirnya tak stop merinti-rintih kesakitan dan kenikmatan. Sementara itu batang kejantananku sendiri telah menegang keras. Kuhentikan hisapanku, lalu kutarik kedua kakinya ketepian daerah tidur sampai meraba lantai. Karenanya nampaklah vaginanya yang berair. Saya mengambil posisi berjongkok dan mulai menciumiselangkanganya dengan teratur.



“Okh.., sayang.., akhh..” itulah kata-kata yang kudengar dari bibir Marini ketika lidahku meraba bibir alat kelaminnya.
Kujilati dan terus kuhisap-hisap cairan kewanitaanya, kemudian kugigit klitorisnya. Marini menjerit keras, badannya mengelinjang ke kanan.

“Ohh.., ohh.., sayang.. enakk..” desahnya.
Saya terus menambah kecepatan hisapanku dan terus mengocok liang senggamanya, menjilatinya dan menghisapnya dalam-dalam.
“Ohh.., sshh.., sshh.. Saya keluarr..!” teriak Marini keras.
Saya bersiap-siap untuk menelan cairan yang tersembur dari lubang kenikmatannya. Kemudian kubersihkan cairan-cairan yang masih ketinggalan di bibir liang surganya.
Saya bangkit dan naik ke daerah tidur, kini posisi kami yaitu 69. Marini memasukkan batang kejantananku ke dalam mulutnya dan mengocok-ngocoknya. Saya menikmati jilatan-jilatannya yang cakap membuatku merem melek. Ia terus menyedot-nyedot kepala kemaluanku dengan kuat.

“Akhh..,” desisku.
Saya seakan melayang-layang, entah dimana. Sungguh luar umum apa yang kurasakan itu. Saya membalas perlakuan Marini dengan menjilati dan menggigit klitorisnya. Sontak tubuh Marini bergerak-gerak. Saya yang mulai menikmati batang kemaluanku akan mengeluarkan sesuatu, lantas menariknya dari mulut Marini. Kubuka lebar-lebar liang vaginanya.
Kuhujamkan batang keperkasaanku perlahan-perlahan dan, “Bless.., ohh..” desisku.
“Crot.., crot..” spermaku menyemprot ke dasar liang senggamanya.

Tubuhku lemas, tapi itu cuma sekitar 5 menit.
Saya bangkit dan mencabut batang kemaluanku dari liang senggamanya.
“Ahh..,” desah Marini yang lemas tak berdaya.
Kubuka pahanya lebar-lebar dan mulai menjilatinya lagi. Lidahku menarikan-nari di dalam liang kenikmatannya. Perlakuanku itu menbuat Marini menggelinjang tak karuan, napasnya kembali naik. Kuhisap klitorisnya yang masih membesar itu, “Slurp.. slurpp..”
Tanganku sendiri sibuk meremas-remas payudaranya. Marini menjerit kesakitan, “Okh.. akhh.. hhshshss..”
Kedua pahanya menjepit kepalaku dengan keras. Saya konsisten meneruskan jilatan dan hisapan padakemaluannya.
“Okh.. okh.. sshh..” Marini terus mendesah, “Saya ingin keluar..!” sebutnya.
Saya terus menyedotnya kian pesat dan liar, “Slurpp.., slurpp.. okhh..”
“Cer.. cer..” cairan alat kelaminnya membanjiri Miss V dan wajahku.

Marini terkapar lemas, ia tak peduli lagi ketika saya membersihkan liang senggamanya dengan menyedot cairan kewanitaanya yang masih ketinggalan di bibir vaginanya itu. Melainkan ketika saya menyedot klitorisnya, ia memohon supaya saya menghentikanya, sebab ia telah tak kuat lagi, namun saya tak memberikan peluang kepadanya. Kukocok-kocok lidahku di dalam vaginanya. Mariniberteriak dan meronta-ronta. Kedua kakinya berupaya menendangku dengan sisa dayanya yang terakhir. Melainkan dengan sigap kupegang kedua pahanya dan terus menghisap vaginanya.

“Okhh.., aahh.., akhh..,” desahan dan teriakkannya membuatku terstimulasi.
Kulihat Marini mulai menitikkan air matanya, pastilah ia merasa ngilu pikirku, tapi saya tidakmempedulikannya sebab nafsuku telah di ubun-ubun, batang kemaluanku sendiri telah basah.

Saya terus menjilati liang kewanitaan Marini dengan pesat.
Tiba-tiba Marini berteriak, “Sayang.. masukkan.. ohh.. masukkan..!” pintanya.
Saya malah tanpa basa-basi, memberi tuntunan batang kejantananku yang telah tegang 1000 volt ke dalamliang senggamanya. Marini sendiri sibuk memegangi kedua pahanya supaya memudahkanku menancapkan senjataku. Kugesek-gesekkan kejantananku di liang kewanitaannya, “Sssttrr.. ssrree..”
“Oohh.., ohh.. ohh..” desahan Marini kian menjadi-jadi.
Kuarahkan batang keperkasaanku ke dalam liang vaginanya, “Bless.. ss..”
Marini mulai menjerit kenikmatan, “Aduh..! aduhh..! oh..!”
Saya sendiri menikmati kenikmatan cengkraman bibir kemaluanya yang kuat itu.
Saya mulai memaju-mundurkan batang kejantananku yang diiringi desahan Marini, “Ohh.. ohh.. enakhh.. enakh..”
Marini menggoyangkan pinggulnya seirama denganku, gerakan kami malah kian pesat.
“Akhh.. sayang.., Saya ingin keluar..” sebut Marini.



Saya terus menggenjotnya, sebab saya malah menikmati batang kejantananku akan mengeluarkan spermaku.
Dikala kecepatan kami bertambah, kesudahannya saya melenguh keras, “Akhh.. Crot.. crott.. crot..” batang kejantananku memuntahkan spermaku di dalam liang senggama Marini.

Beriringan dengan itu, Marini juga menjerit, “Aaskhh.., ohh.., cer.. cer..”
Tubuhnya mengejang sambil memelukku kuat-kuat. Saya menikmati cairan kewanitaannya membasahi batang kemaluanku. Kisah Bokep
Marini melepaskan pelukannya, tubuhnya menjadi lemas tak berdaya, semacam itu juga denganku. Kucabut batang keperkasaanku dari liang senggamanya. Kemudian kubuka pahanya, kujilatisisa-sisa ciran kewanitaanya, lalu kubaringkan tubuhku di sampingnya. Kucium keningnya sambil kupeluk dan kubisikkan kata-kata bahwa saya benar-benar mencintainya. Marini cuma tersenyum sambil memejamkan matanya. Malam itu, kami melakukanya 3 kali dan kami mengulanginya dimana malah kami berada.Pengalaman di atas sungguh membuat aku berubah menjadi pria yang tidak dingin lagi, malah aku sangat menyukai seks.

#SLOTGAMEONLINETERPERCAYA

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © cerita sex - Devil Survivor 2 - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -